Adalah
menjadi keinginan bagi tiap tiap muslim untuk dapat membaca dan memahami
Alqur’an dalam bahasanya yang Asli. Ialah bahasa Arab, tetapi karena tiap orang
itu tidak mempunyai kemampuan atau kesempatan yang sama, maka tidaklah
keinginan tersebut diatas dapat dicapai oleh setiap muslim.
1.Terjemahan
dalam bahasa barat
Sebelum
berkembangnya bahasa bahasa Erofah modern, maka bahasa yang berkembang di
erofah adalah bahasa Latin, oleh karena itu maka tidak mengherankan bahwa
terjemahan Alqur’anul karim dalam bahasa erofah dibuat kedalam bahasa Latin.
Terjemahan itu dilakukan untuk kepentingan biara clugni pada kira kira tahun
1145 (jadi kira kira abad 6 H ), tetapi terjemahan itu baru diterbitkan pada
tahun 1543. Tempat penerbitannya adalah Basle dan penerbitnya Bibilander. Dari
terjemahan bahasa Latin inilah kemudian Alqur’an diterjemahkan kedalam bahasa
Italy, Jerman dan Belanda. Terjemahan Schweigger ke dalam bahasa Jerman
diterjemahkan di Nurenberg (Bavaria) pada tahun 1616. Terjemahan dalam bahasa
Perancis yang dilakukan oleh Du Ryer diterbitkan di Paris pada tahun 1647, dan
terjemahan dalam bahasa Rusia diterbitkan di St. Petersbug pada tahaun 1776, terjemahan dalam bahasa perancis
oleh Savari terbit pada tahun 1783 dan oleh Kasimirski yang juga dalam bahasa
perancis pada tahun 1840, terjemahan ini terbit untuk beberapa kali. Perhatian
perancis pada islam ini disebabkan karena mereka menduduki Aljazair dan Afrika
Utara, kemudian menyusullah terjemahan terjemahan
kedalam bahasa jerman oleh Boysen pada tahun 1773, Wahl
pada tahun 1828, Ullmann pada tahun 1840.
Marcaci
padatahun 1689 mengeluarkan terjemahan Alqur’an kedalam bahasa Latin dengan
teks arab dan beberapa nukilan dari berbagai tafsir Alqur’an dalam bahasa Arab.
Dan dipilih sedemikian rupa untuk memberikan kesan yang buruk tentang islam di
erofah. Marcaci sendiri adalah orang pandai dan dalam menterjemahkan Alqur’an
itu jelas tujuannya ialah utnuk menjelek jelek kan islam dikalangan orang orang
erofah dengan mengambil pendapat pendapat ulama ulama’ islam sendiri yang menurut
pendapatnya menunjukan kerendahan islam. Marcaci sendiri adalah seorang Roma
katholik dan terjemahan itu dipersembahkan kepada Emperor Romawi. Pada
terjemahan itu diberi kata pengantar yang isinya adalah sebagaimana apa yang ia
katakana,”Bantahan terhadap Qur’an”.
Adapun
terjemahan kedalam bahasa inggris yang pertama dilakukan oleh A Ross tetapi itu
adalah hanya terjemahan saja, dan Terjemahan George Sale yang terbit pada tahun
1734, adalah didasarkan kepada terjemahan Marcaci yang berbahasa latin. Malahan
catatan catatan dan pendahulunya sebagian besar juga didasarkan karangan
Marcaci itu. Mengingat bahwa tujuan marcaci itu adalah untu menjelek jelekkan
islam dikalangan orang orang erofah, maka adalah sangat menarik perhatian,
bahwa terjemahan itu dianggap sebagai terjemahan yang baik dalam dunia yang berbahasa Inggris,
dan harus dicetak berulang ulang dan malahan dimasukkan dalam seri apa yang
dikatakan” Chandos Classics “ dan mendapat pujian dan restu dari Sir E Denison Ros.
J
M Rodwell berusaha untuk mengurutkan surat surat Al’qur’an dalam urutan
turunnya. Terjemahan itu diterbitkan pada tahun 1861. Sekalipun ia berusaha
untuk memberikan ungkapan ungkapan itu secara jujur tetapi catatan catatannya
menunjukan pikiran seorang pendeta Kristen yang lebih mementingkan untuk
memperlihatkan apa yang menurut pendapatnya” kekurangan kekurangan” Dalam
Alqur’an dari pada menunjukkan penghargaan atau menunjukkan ketinggian daripada
kitab suci itu.
Terjemahan
E H Palmer pertama tama diterbitkan pada tahun 1876 kekurangan mutu bahasanya.
Ia tidak bisa memahami keindahan dan keagungan gaya bahasa Al qur’an yang
ditulis dalam bahasa arab itu. Bagi dia gaya bahasa Al qur’an itu adalah kasar
dan tidak teratur, oleh karena itu bolehlah orang mengatakanbahwa terjemahannya
adalah sangat semberono dan tidak teliti. Karena luasnya tujuan tujuan yang
tidak baik yang dilakukan oleh oreintalist oreintalist barat yang bukan islam
dan anti islam dalam penterjemahan Alqur’an. Maka hal ini menyebabkan penulis
penulis muslim berusaha untuk menterjemahkan Alqur’an kedalam bahasa Inggris,
Sarjana muslim yang pertama tama melakukan perterjemahan Alqur’an kedalam
bahasa Inggris ialah : Dr Muhammad Abdul Hakim Chan dari Patiala pada tahun
1905. Mirza Hairat dari Delhi juga menterjemahkan Alqur’an dan diterbitkan di
Delhi pada tahun 1919, Nawab Imadul Mulk Sayid Husain Bilgrami dari Hyderabad
deccan juga menterjemahkan sebagian dari pada Alqur’an itu tetapi ia meninggal
sebelum menamatkannya, Ahmadiyah Qadiyani juga menterjemahkan bagian pertama
dari pada Alqur’an pada tahun 1915, Ahmadiyah Lahore juga menerbitkanMulvi
Muhammad Ali yang pertama tama terbit pada tahun 1917, Terjemahan itu adalah
terjemahan ilmiyah yang diberi catatan catatan yang luas dan pendahuluan dan
index yang cukup. Tetapi bahasa Inggrisnya adalah Lemah dan barangkali saja
kurang menarik bagi mereka yang tidak mengerti bahasa arab.
Diantara
terjemahan terjemahan yang perlu disebutkan disini ialah terjemahan yang
dilakukan oleh Hafiz Ghulam Sarwar yang diterbitkan tahun 1930 atau 1929, dlam
terjemahan itu ia cukup memberikan ringkasan pada surat surat, bagian demi
bagian, tetapi ia tidak memberikan footnotes yang cukup pada terjemahannya.
Catatan catatan yang sedemikian itu kiranya adalah perlu untuk memahami ayat
ayat Alqur’an. Bahasa Arab dengan ungkapan ungkapannya itu adalah demikian kaya
dengan arti, karena itu terjemahan Alqur’an itu memerlukan footnotes yang
cukup. Marmaduke Pickthall menterjemahkan Alqur’an dan diterbitkan pada tahun
1930, ia adalah seorang Inggris Muslim, orang pandai dan ahli dalam bahasa
Arab, tetapi ia memberikan sedikit sekali catatan catatan untuk menerangkan
ayat ayat Alqur’an itu. Terjemahannya itu adalah hamper hamper saja kalimat
demi kalimat.
2. Terjemahan kedalam
bahasa bukan barat
Terjemahan
kedalam bahasa bukan Erofah dilakukan kedalam bahasa Persia, Turki, Urdu,
Tamil, Pastho, Benggali, Indonesia dan berbagai bahasa di kepualuan timur ini
dan beberapa bahasa Afrika, juga terdapat terjemahan Alqur’an kedalam bahas Tionghoa.
Terjemahan Urdu yang pertama di susun oleh Syeh Abdul Qadir dari Delhi (Wafat
1826 M ) kemudian setelah itu banyaklah dilakukan orang kedalam bahasa Urdu,
yang sebagian terjemahan terjemahan itu tidak sampai tamat. Diantara terjemahan
terjemahan yang lengkap yang dipergunakan sampai sekarang ini ialah Syah
Rafi’uddin dari Delhi, Syah Ashraf Ali Thanawi dan Maulvi Nazir Ahmad (wafat
1912 M ).
Adapun
dalam bahasa Indonesia maka Alqur’an itu sudah diterjemahkan pada pertengahan
Abad ke 17 oleh Abdul Ra’uf Alfansuri, seorang Ulama’ dari Aceh Singkil kedalam
bahasa Melayu. Walaupun mungkin bahwa terjemahan itu ditinjau dari sudut bahasa
Indonesia Modern belum sempurna, tetapi pekerjaan itu adalah besar jasanya
sebagai pekerjaan perintis jalan.
Diantara
terjemahan terjemahan Alqur’an ialah terjemahan yang dilakukan oleh kemajuan
islam Yogyakarta, Qur’an Kejawen, Qur’an Sundawiyah, Penerbitan percetakan A B
Siti Syamsiyah Solo, diantaranya Tafsir Hidayatur Rahman oleh K H Munawar
Chalil, Tafsir Qur’an Indonesia oleh Mahmud Ynus (1935), Al Furqaan dan tafsir
Qur’an oleh A Hassan dari Bandung (1928), Tafsir Alqur’an oleh H Zainuddin Hamidi cs
(1959), Hibama disusun K H
Iskandar Idris, Al Ibris
disusun oleh K Bisyri Musthafa dari Rembang (1960), Tafsir Alqur’anul Hakim disusun oleh H
M Kasim Bakry cs (1960), dan banyak lagi yang lain, ada yang lengkap ada yang
belum, seperti penerbitan terjemah dan tafsir dari perkumpulan Muhammadiyah,
Persatuan Islam Bandung dan Ittihadul Islamiyah ( A I I, dibawah pimpinan KH A
Sanusi Sukabumi ), beberapa penerbitan terjemahan dari Medan, Minangkabau dan
lain lain. Tafsir Alqur’an dalam bahasa Jawa ialah yang dilakukan Ahmadiyah
Lahore dengan nama Qur’an Suci Jarwa Jawa.
Pemerintah
Rebuplik Indonesia menaruh perhatian besar terhadap terjemahan Alqur’an ini.
Hal ini terbukti bahwa penterjemahan Alqur’an ini termasuk dalam lingkungan
POLA I Pembangunan Semesta Berencana, Sesuai dengan keputusan MPR. Untuk melaksanakan pekerjaan ini oleh
J M Menteri Agama telah dibentuk sebuah Lembaga diketuai oleh Prof R H A Soenarjo S H, Rektor Institut Agama Islam
Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, yang beranggotakan Ulama’ ulama’ dan Sarjana
sarjana Islam yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing masing.