Cara wahyu diturunkan kepada rosul



Nabi Muhammad saw dalam hal menerima wahyu mengalami berbagai macam cara dan keadaan :

1. Malaikat memasukan wahyu itu kedalam hatinya. Dalam hal ini nabi saw tidak ada melihat suatu apapun  hanya beliau merasa bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini nabi mengatakan “ Ruhul qudus mewahyukan kedalam kalbuku “  seperti : Surat  42  ayat  51 – 52

             Surat    42   ayat    51 – 52
51. dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantara an wahyu atau dibelakang tabir[110] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
52.  dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran)dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidak  lah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadi kan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

2.  Malaikat menampakkan dirinya kepada nabi berupa seorang laki laki yang mengucapkan kata kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata kata itu

3.  Wahyu dating kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang dirasakan amat berat oleh nabi..Kad  ang kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dinginyang sangat. Kadang kadang onta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai onta. Diriwayatkan oleh zaid bin tsabit, “ Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada rosulullah. Dan aku lihat rosulullah ketika turunnya wahyu itu seakan akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah turunnya wahyu, barulah beliau kembali biasa.” 

4.  Malaikat menampakkan dirinya kepada nabi, benar benar seperti rupanya yang asli.   Seperti :

            Surat    53   ayat    13 – 14
13. dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
14. (yaitu) di Sidratil Muntaha[111].
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[110] Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi Dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.
[111] Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7, yang telah dikunjungi Nabi ketika mi'raj.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------