Al-Yasa
(sekitar 885-795 M) adalah seorang Nabi yang tertera dalam Qur’an dan juga
dianggap nabi oleh umat Yahudi dan Kristen. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun
830 SM dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orang-orang Amoria di
Panyas, Syam. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran dan Ia wafat
di Palestina.
Latar
belakang kenabian Al-Yasa’
Ilyasa’
adalah anak dari Safet dan penerus Nabi Ilyas. Al-Yasa’ adalah Nabi selanjutnya
untuk bangsa Israel.
Dia
menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal
Ilyas. Al-Yasa’ menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah,
tapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut
Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Al-Yasa’.
Setelah
beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa Assyria. Bangsa Assyria
menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Israel.
Kisah
Al-Yasa’
Nama
Al-Yasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar oleh
kaumnya dan bersembunyi di rumah Al-Yasa. Maka besar kemungkinan Al-Yasa juga
tinggal di seputar lembah sungai Jordan.
Ketika
Ilyas bersembunyi di rumahnya, Al-Yasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah
menderita sakit kemudian Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah
sembuh, Al-Yasa pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk
menyeru ke jalan kebaikan. Al-Yasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu
Ilyas meninggal. Al-Yasa melanjutkan misi ayah angkatnya, agar kaumnya kembali
taat kepada ajaran Allah.
Al-Yasa’
kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat.
Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai
Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada
berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan.
Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Al-Yasa’, dan mereka
kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.
Ia
putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan dakwah setelah Nabi Ilyas wafat.
Karenanya dalam berdakwah ia berpegang pada syari'at dan metode nabi Ilyas. Al
Qur'an tidak menguraikan tentang Nabi Ilyasa. Hanya dijelaskan.
"Dan
ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang
paling baik."(Q.S. Shaad : 48)
Nabi
ini termasuk hamba Allah yang terbaik. Konon nabi inilah yang disebut dalam
kitab Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang yang
telah mati.
Ilyasa
adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan
Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu
dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan
Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas bersembunyi
di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit.
Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi
sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa
melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa kemudian mendapati
bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak
lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat
mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada
kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa
mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung
bencana kekeringan yang luar biasa