Abu al-Hasan bin Isma'il
al-Asy'ari (lahir: 873-
wafat: 935), adalah seorang pemikir muslim pendiri paham Asy'ari.
LATAR BELAKANG
namanya Abul al-Hasan
Ali bin Ismail al-Asy'ari keturunan dari Abu Musa al-Asy'ari, salah seorang
perantara dalam sengketa antara Ali bin Abi Thalib dan Mu'awiyah. Al-Asy'ari
lahir tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/935 M Al-Asy'ari lahir
di Basra, namun sebagian besar hidupnya di Baghdad. pada waktu kecilnya ia
berguru pada seorang Mu'tazilah terkenal, yaitu Al-Jubbai, mempelajari
ajaran-ajaran Muktazilah dan mendalaminya. Aliran ini diikutinya terus ampai berusia
40 tahun, dan tidak sedikit dari hidupnya digunakan untuk mengarang buku-buku
kemuktazilahan. namun pada tahun 912 dia mengumumkan keluar dari paham
Mu'tazilah, dan mendirikan teologi baru yang kemudian dikenal sebagai
Asy'ariah.Ketika mencapai usia 40 tahun ia bersembunyi di rumahnya selama 15
hari, kemudian pergi ke Masjid Basrah. Di depan banyak orang ia menyatakan
bahwa ia mula-mula mengatakan bahwa Quran adalah makhluk; Allah Swt tidak dapat
dilihat mata kepala; perbuatan buruk adalah manusia sendiri yang memperbuatnya
(semua pendapat aliran Muktazilah). Kemudian ia mengatakan: "saya tidak
lagi memegangi pendapat-pendapat tersebut; saya harus menolak paham-paham orang
Muktazilah dan menunjukkan keburukan-keburukan dan kelemahan-kelemahanya".
Beliau cenderung kepada
pemikiran Aqidah Ahlussunnah Wal jama'ah dan telah mengembangkan ajaran seperti
sifat Allah 20. Banyak tokoh pemikir Islam yang mendukung pemikiran-pemikiran
dari imam ini, salah satunya yang terkenal adalah "Sang hujjatul
Islam" Imam Al-Ghazali, terutama di bidang ilmu kalam/ilmu
tauhid/ushuludin.
Walaupun banyak juga
ulama yang menentang pamikirannya,tetapi banyak masyarakat muslim yang
mengikuti pemikirannya. Orang-orang yang mengikuti/mendukung pendapat/faham
imam ini dinamakan kaum/pengikut "Asyariyyah", dinisbatkan kepada
nama imamnya. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim banyak yang
mengikuti paham imam ini, yang dipadukan dengan paham ilmu Tauhid yang
dikembangkan oleh Imam Abu Manshur Al-Maturidi. Ini terlihat dari metode pengenalan
sifat-sifat Allah yang terkenal dengan nama "20 sifat Allah", yang
banyak diajarkan di pesantren-pesantren yang berbasiskan Ahlussunnah Wal
Jama'ah dan Nahdhatul Ulama (NU) khususnya, dan sekolah-sekolah formal pada
umumnya.
MENGENAI AHLUS SUNNAH WAL
JAMA AH lihat di bawah ini
KARYA KARYANYA
Ia meninggalkan
karangan-karangan, kurang lebih berjumlah 90 buah dalam berbagai lapangan.
Kitabnya yang terkenal ada tiga :
- Maqalat al-Islamiyyin
- Al-Ibanah 'an Ushulid Diniyah
- Al-Luma
Kitab-kitab lainnya:
- Idhāh al-Burhān fi ar-Raddi 'ala az-Zaighi wa
ath-Thughyān
- Tafsir al-Qur'ān (Hāfil al-Jāmi')
- Ar-Radd 'ala Ibni ar-Rāwandi fi ash-Shifāt wa al-Qur'ān
- Al-Fushul fi ar-Radd 'ala al-Mulhidin wa al-Khārijin
'an al-Millah
- Al-Qāmi' likitāb al-Khālidi fi al-Irādah
- Kitāb al-Ijtihād fi al-Ahkām
- Kitāb al-Akhbār wa Tashhihihā
- Kitāb al-Idrāk fi Fununi min Lathif al-Kalām
- Kitāb al-Imāmah
- At-Tabyin 'an Ushuli ad-Din
- Asy-Syarhu wa at-Tafshil fi ar-Raddi 'ala Ahli al-Ifki
wa at-Tadhlil
- Al-'Amdu fi ar-Ru'yah
- Kitāb al-Maujiz
- Kitāb fi Khalqi al-A'māl
- Kitāb ash-Shifāt
- Kitāb ar-Radd 'ala al-Mujassimah
- An-Naqdh 'ala al-Jubbā'i
- An-Naqdh 'ala al-Balkhi
- Jumal Maqālāt al-Mulhidin
- Kitāb fi ash-Shifāt
- Adab al-Jidal
- Al-Funan fi ar-Raddhi 'ala al-Mulhidin
- An-Nawādir fi Daqaiqi al-Kalām
- Jawāz Ru'yat Allah bil Abshār
- Risālah ila Ahli Ats-Tsughar]