Ibnu Majah dengan nama lengkapnya Abu Abdullah
Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini . Ia dilahirkan
pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari selasa, delapan hari sebelum
berakhirnya bulan Ramadan tahun 275.Ia menuntut ilmu hadits dari berbagai
negara hingga beliau mendengar hadits dari madzhab Maliki dan Al Laits.
Sebaliknya banyak ulama yang menerima hadits dari beliau. Ibnu Majah menyusun
kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini termasuk dalam kelompok kutubus
sittah (lihat di bagian hadits). Menurut penyusun (Ibnu Hajar) ulama yang
pertama kali mengelompokkan atau memasukkan Ibnu Majah kedalam kelompok Al
Khamsah itu adalah Abul Fadl bin Thahir dalam kitabnya Al
Athraf, kemudian Abdul Ghani dal kitabnya Asmaur Rijal
Pertumbuhan beliau
Nama: Muhammad bin Yazid
bin Mâjah al Qazwînî.
Nama yang lebih familiar
adalah Ibnu Mâjah yaitu laqab bapaknya (Yazîd). Bukan nama kakek beliau.
Kuniyah beliau: Abu
‘Abdullâh
Nasab beliau:
- Ar Rib’I; merupakan nisbah wala` kepada Rabi’ah, yaitu
satu kabilah arab.
- al Qazwînî adalah nisbah kepada Qazwîn yaitu nisbah
kepada salah satu kota yang terkenal di kawasan ‘Iraq.
Tanggal lahir:
Ibnu Majah menuturkan
tentang dirinya; “aku dilahirkan pada tahun 209 hijirah. Referensi-referensi
yang ada tidak memberikan ketetapan yang pasti, di mana Ibnu Majah di lahirkan,
akan tetapi masa pertumbuhan beliau beradaA di Qazwin. Maka bisa jadi Qazwin
merupakan tempat tinggal beliau.
Aktifitas beliau dalam
menimba ilmu
Ibnu majah memulai
aktifitas menuntut ilmunya di negri tempat tinggalnya Qazwin. Akan tetapi
sekali lagi referensi-referensi yang ada sementara tidak menyebutkan kapan
beliau memulai menuntut ilmunya. Di Qazwin beliau berguru kepada Ali bin
Muhammad at Thanafusi, dia adalah seorang yang tsiqah, berwibawa dan banyak
meriwayatkan hadits. Maka Ibnu Majah tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia
memperbanyak mendengar dan berguru kepadanya. Ath Thanafusi meninggal pada
tahun 233 hijriah, ketika itu Ibnu Majah berumur sekitar 24 tahun. Maka bisa di
tarik kesimpulan bahwa permulaan Ibnu Majah menuntut ilmu adalah ketika dia
berumur dua puluh tahunan.
Ibnu Majah termotivasi
untuk menuntut ilmu, dan dia tidak puas dengan hanya tinggal di negrinya, maka
beliaupun mengadakan rihlah ilmiahnya ke sekitar negri yang berdampingan dengan
negrinya, dan beliau mendengar hadits dari negri-negri tersebut.
Rihlah beliau
Ibnu Majah meniti jalan
ahli ilmu pada zaman tersebut, yaitu mengadakan rihlah dalam rangka menuntut
ilmu. Maka beliau pun keluar meninggalkan negrinya untuk mendengar hadits dan
menghafal ilmu. Berkeliling mengitari negri-negri islam yang menyimpan mutiara
hadits. Bakat dan minatnya di bidang Hadis makin besar. Hal inilah yang membuat
Ibnu Majah berkelana ke beberapa daerah dan negri guna mencari, mengumpulkan,
dan menulis Hadis.
Puluhan negri telah ia
kunjungi, antara lain:
Khurasan; Naisabur dan
yang lainnya
- Ar Ray
- Iraq; Baghdad, Kufah, Wasith dan Bashrah
- Hijaz; Makkah dan Madinah
- Syam; damasqus dan Himsh
- Mesir
Guru-guru beliau
Ibnu Majah sama dengan
ulama-ulama pengumpul hadits lainnya, beliau mempunyai guru yang sangat banyak
sekali. Diantara guru beliau adalah;
- ‘Ali bin Muhammad ath Thanâfusî
- Jabbarah bin AL Mughallas
- Mush’ab bin ‘Abdullah az Zubair
- Suwaid bin Sa’îd
- Abdullâh bin Muawiyah al Jumahî
- Muhammad bin Ramh
- Ibrahîm bin Mundzir al Hizâmi
- Muhammad bin Abdullah bin Numair
- Abu Bakr bin Abi Syaibah
- Hisyam bin ‘Ammar
- Abu Sa’id Al Asyaj
Dan yang lainnya.
Murid-murid beliau
Keluasan ‘ilmu Ibnu
Majah membuat para penuntut ilmu yang haus akan ilmu berkeliling dalam majlis
yang beliau dirikan. Maka sangat banyak sekali murid yang mengambil ilmu
darinya, diantara mereka adalah;
- Muhammad bin ‘Isa al Abharî
- Abu Thayyib Ahmad al Baghdadî
- Sulaiman bin Yazid al Fami
- ‘Ali bin Ibrahim al Qaththan
- Ishaq bin Muhammad
- Muhammad bin ‘Isa ash Shiffar
- ‘Ali bin Sa’îd al ‘Askari
- Ibnu Sibuyah
- Wajdî Ahmad bin Ibrahîm
Dan yang lainnya.
Persaksian para ulama
terhadap beliau
- Al HafizhAl Khalili menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah
seorang yang tsiqah kabir, muttafaq ‘alaih, dapat di jadikan sebagai
hujjah, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadits, dan
hafalan.”
- Al Hafizh Adz Dzahabi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah
seorang hafizh yang agung, hujjah dan ahli tafsir.”
- Al Mizzi menuturkan; “(Ibnu Majah) adalah seorang
hafizh, pemilik kitab as sunan dan beberapa hasil karya yang bermanfa’at.”
- Ibnu Katsîr menuturkan: “Ibnu Majah adalah pemilik
kitab as Sunnan yang Masyhur. Ini menunjukkan ‘amalnya, ‘ilmunya, keluasan
pengetahuannya dan kedalamannya dalam hadits serta ittibâ’nya terhadap
Sunnah dalam hal perkara-perakra dasar maupun cabang
Hasil karya beliau
Ibnu Majah adalah
seorang ulama penyusun buku, dan hasil karya beliau cukuplah banyak. Akan tetapi
sangat di sayangkan, bahwa buku-buku tersebut tidak sampai ke kita. Adapun
diantara hasil karya beliau yang dapat di ketahui sekarang ini adalah:
- Kitab as-Sunan yang masyhur
- Tafsîr al Qurân al Karîm
- Kitab at Tarîkh yang berisi sejarah mulai dari masa
ash-Shahâbah sampai masa beliau.
Wafatnya beliau
Beliau meninggal pada
hari senin, tanggal duapuluh satu ramadlan tahun dua ratus tujuh puluh tiga
hijriah. Di kuburkan esok harinya pada hari selasa. Semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat dan keridlaan-Nya kepada beliau.