TAFSIR PADA PERIODE BARU


    Periode ini dapat dikatakan simuali sejak akhir Abad 19 sampai saat ini, pada waktu manusia seluruh bahagian bahagian bumi yang menganut agama islam setelah sekian lama ditindas dan dijajah bangsa barat telah mulai bangkit kembali. Dimana mana umat islam telah merasakan agama mereka dihinakan dan menjadi alat permainan, serta kebudayaan mereka telah dirusak dan dinodai.
   Maka terkenallah Modernisasi islam yang dilakukan di Mesir oleh tokoh tokoh islam Jamaluddin Al Afghani dan murid beliau Syeh Muhammad Abduh. Di Pakistan dan di India
dipelopori oleh Sayid Ahmad khan. Gerakan Modernisasi ini tidak hanya di Mesir dan di Pakistan saja tetapi telah menjalar pula di Indonesia yang dipelopori oleh H O S Cokro Aminoto dengan Syarikat Islamnya. Kemudian K H Ahmad Dahlan yang terkenal dengan perkumpulan Muhammadiyahnya dan K H Hasyim Asari yang terkenal dengan perkumpulan Nahdlatul Ulama’ nya.
   Bentuk Modernisasi Islam pada masa ini ialah menggali kembali api Islam yang telah hamper padam, membela agama islam dari serangan sarjana sarjana Barat. Dalam usaha membela agama islam dari serangan barat ini. Kaum muslimin mempelajari pengetahuan pengetahuan, kemajuan kemajuan bahkan tradisi yang dipakai oleh barat itu untuk dijadikan alat penangkis serangan serangan itu. Begitu pulalah kitab tafsir yang dikarang dalam periode ini. Ia mengikuti garis perjuangan dan jalan pikiran kaum muslimin pada waktu itu seperti halnya, “Tafsir Al Manar “yang ditulis Said Rasyid Ridha, Tafsir Mahaasinatut ta’wil susunan Syekh Jamaluddin Al Qasimi, Tafsir Thanthawi Jauhari dan tafsir yang lain yang tidak sedikit jumlahnya.
.
Tafsir Alqur’an dalam bahasa Indonesia
   Usaha menafsirkan Alqur’an dalam bahasa Indonesia telah dilakukan oleh para Ulama’ islam Indonesia, tetapi sampai sekarang belumlah kita dapati suatu kitab tafsir Alqur’an yang diterbitkan selengkapnya, A Halim Hasan Cs baru dapat menyelesaikan enam setengah juz dan yang enam juz telah diterbitkan oleh”Pustaka Islamiyah Medan” kitab tafsir yang telah mulai diterbitkan sejak tahun 1936 ini. Menurut penyusun penyusunnya banyak mengutip pendapat pendapat ahli tafsir yang terdapat dalam kitab yang berbahasa arab, Tafsir An Nur  susunan Prof T M HASBI Ash shiddiiqy, mulai diterbitkan tahun 1956. sampai saat ini telah selesai diterbitkan 21 juz oleh penerbit” Bulan Bintang “ Jakarta. Kitab tafsir ini diperkirakan akan merupakan tafsir Alqur’an yang pertama yang lengkap dalam bahasa Indonesia, karena telah selesai dikerjakan seluruhnya oleh penyusunnya. Hanya saja belum lagi diterbitkan seluruhnya, disamping itu terdapat kitab kitab tafsir yang lain dalam bahasa Indonesia yang belum merupakan tafsir Alqur’an seluruhnya.
  Dalam tahap tahap PELITA,”Penafsiran Alqur’an”  adalah salah satu proyek yang diutamakan, sebagaimana  halnya “ Penterjemahan Alqur’an” yang termasuk dalam PELITA I yang dilaksanakan oleh Departemen Agama  R I.