Dialah
Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang
dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”,
artinya “memiliki”, Qarnain,
artinya “Dua Tanduk”. Maksudnya, Iskandar
yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat.
Dia juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat
itu, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat
dari besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan
Kaukasus. Daerah itu kini disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet.
Secara
topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut
Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada
bagian kecil sempit yang disebut celah Darial sepanjang 100 Meter kurang lebih. Pada
bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan
Ma’juj.
Sejarawan
Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayahmenjelaskan,
meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya
membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda.
Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. “Hanya mereka yang
tidak mengerti sejarah yang bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,”
katanya.
Ibnu
Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan
seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu
mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul
tanduknya – Qarnun, yaitu rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu
Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi
tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya
kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta
memberinya kekuasaan.
Cerita
yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami
Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan
Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i. Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah
seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu
mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya
lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah
memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi
dan menganugrahkan kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.
Di
samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga
mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain
adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang
paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia
hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan
dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.
Imam
Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi, menceritakan, sejak masih kecil
dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik
sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya,
sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.
Setelah
mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga
Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada
umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka
adalah umat yang berada disegala penjuru bumi. Mereka terbagi dalam beberapa
golongan.”
Mendapat
amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah
menugaskanku melakukan sesuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali
engkau sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan
kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan mereka?
Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa
memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.”
Kemudian
Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku
akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan
memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa
memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang
sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu,
melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun,
menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani
meyerangmu, menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun,
menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan
pijakanmu hingga kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga
tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan
menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu,
dan kegelapan itu akan berkeliling di belakangmu.
KISAH
ISKANDAR ZULKARNAIN DALAM ALQUR AN
Surat Al kahfi (18) ayat
83 - 99
83. mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain.
Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya".
84. Sesungguhnya Kami
telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan
kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
85. Maka diapun menempuh
suatu jalan.
86. hingga apabila Dia
telah sampai ketempat terbenam matahari, Dia melihat matahari terbenam[887] di
dalam laut yang berlumpur hitam, dan Dia mendapati di situ segolongan
umat[888]. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh
berbuat kebaikan[889] terhadap mereka.
87. berkata Dzulkarnain:
"Adapun orang yang aniaya, Maka Kami kelak akan mengazabnya, kemudian Dia
kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada
taranya.
88. Adapun orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik sebagai
balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari
perintah-perintah kami".
89. kemudian Dia
menempuh jalan (yang lain).
90. hingga apabila Dia
telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) Dia mendapati matahari
itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu
yang melindunginya dari (cahaya) matahari[890] itu,
91. demikianlah. dan
Sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.
92. kemudian Dia
menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
93. hingga apabila Dia
telah sampai di antara dua buah gunung, Dia mendapati di hadapan kedua bukit
itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan[891].
94. mereka berkata:
"Hai Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj[892] itu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, Maka dapatkah Kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara Kami dan mereka?"
95. Dzulkarnain berkata:
"Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih
baik, Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
96. berilah aku
potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api
itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun
berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas
besi panas itu".
97. Maka mereka tidak
bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
98. Dzulkarnain berkata:
"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, Maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar".
99. Kami biarkan mereka
di hari itu[893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup
lagi[894] sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya,
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[887] Maksudnya: sampai
ke pantai sebelah barat di mana Dzulqarnain melihat matahari sedang terbenam.
[888] Ialah umat yang
tidak beragama.
[889] Yaitu dengan
menyeru mereka kepada beriman.
[890] Menurut sebagian
ahli tafsir bahwa golongan yang ditemui Dzulqarnain itu adalah umat yang
miskin.
[891] Maksudnya: mereka
mereka tidak bisa memahami bahasa orang lain, karena bahasa mereka Amat jauh
bedanya dari bahasa yang lain, dan merekapun tidak dapat menerangkan maksud
mereka dengan jelas karena kekurangan kecerdasan mereka.
[892] Ya'juj dan Ma'juj
ialah dua bangsa yang membuat kerusakan di muka bumi, sebagai yang telah
dilakukan oleh bangsa Tartar dan Mongol.
[893] Maksudnya: di hari
kehancuran dunia yang dijanjikan oleh Allah.
[894] Maksudnya: tiupan
yang kedua Yaitu tiupan sebagai tanda kebangkitan dari kubur dan pengumpulan ke
padang Mahsyar, sedang tiupan yang pertama ialah tiupan kehancuran alam ini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------