Nabi Hud
a.s. ialah salah seorang rasul dan nabi yang diturunkan oleh Allah s.w.t. untuk
membimbing manusia ke jalan yang benar.
Aad
adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama
Al-Ahqaf terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Omman dan termasuk suku
yang tertua sesudah kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam
bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang
subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan
memudahkan mereka bercocok tanam untuk bahan makanan mereka. dan memperindah
tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia
Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu
yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara
suku-suku yang hidup di sekelilingnya.
Sebagaimana
dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya
tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat
patung-patung yang diberi nama Shamud dan Alhattar dan itu yang disembah
sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan,
kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala
musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris a.s. dan Nabi Nuh a.s. sudah tidak
berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup
yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan
menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan
pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak
putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon
perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau
kekeringan.
Sebagai
akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi
dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak
tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang
tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul
kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat
menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras
yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan
benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu yang merajalela dan menguasai
penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas
kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran
masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul
kepada mereka.
Nabi
Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah
menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam ke bumi bahwa dari semasa ke
semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh
menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang
Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi
yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalan lurus dan
benar dan mencuci bersih jiwa manusia dari segala tahayul dan syirik
menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuai dengan
fitrah.
Demikianlah
maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan
kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu
semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri
dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan
kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan
dengan kawan-kawannya. Nabi Hud memulakan dakwahnya dengan menarik perhatian
kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling
mereka dan bahwa Allah-lah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka
dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir
serta tumbuh-tumbuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah
dan bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia
adalah makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud
menyembah batu-batu yang sewaktunya dapat mereka hancurkan sendiri dan
memusnahkannya dari pandangan.
Diterangkan
oleh Nabi Hud bahwa dia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa
mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan mereka hidup
dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya daripada mereka. Ia tidak
mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut
mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan
memperingatkan mereka bahwa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka
menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh
Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air
bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi
Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan
patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum
Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mereka
dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud
itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan
adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka.
Mereka tercengang dan merasa heran bahwa seorang dari suku mereka sendiri telah
berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan
kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak
dapat dimengerti dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta
ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan
kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya
dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah
kaum Aad kepada Nabi Hud:”Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak
anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami
kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak
dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu
tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami
warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan
meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada
aturan nenek moyangmu dan jangan mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan
membawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan
direstuinya.
“Wahai
kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu
untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan panca
inderamu namun kamu dapat melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu
sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa
langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan
gunung-gunungnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya
dapat bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dapat menikmati
kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan
menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak
beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan
panca inderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-geri dan
tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu.
Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada
KeEsaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat
dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal
ia suatu barang yang pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau
merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap
mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah
diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu.”
“Wahai
Hud!” jawab kaumnya,”Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan
berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu
kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan
sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan
memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal?
Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa
agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang
sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa heran dan
tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi
pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang daripada kami, engkau
tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan
minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh
Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau
mungkin engkau berfikiran tidak sehat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang
selalu engkau ejek hina dan cemo ohan.”
“Wahai
kaumku!” jawab Nabi Hud, “aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap
waras dan sehat tidak kurang sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu
yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau
penyakit bagi badanku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di
tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan
sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-tanda
ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku
dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah yang diberi amanat
untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat
kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar
yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam
kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang
benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku
gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru
sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi
menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh tumbuhan
bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala
perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran
hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami
oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahuilah bahwa kamu akan
dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas
segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu
yang baik dan soleh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan
diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada
kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa
kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku.”
Kaum Aad
menjawab: “Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah
mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan
akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak
masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan
kemakmuran hidup kami dan bahwa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami
dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan
dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi
tulang-belulang. Dan apakah azab dan siksaan yang engkau selalu menakut-nakuti
kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman
kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti
ajaranmu karena bayangan azab dan siksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada
kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan
ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang
pendusta.”
“Baiklah!”,
jawab Nabi Hud,” Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras
kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada
berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu
tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa
aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan
tetap berusaha sepanjang hayat kandung badanku memberi penerangan dan tuntunan
kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya.”
Pembalasan
Allah Atas Kaum Aad
Pembalasan
Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam
dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan
kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau
mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti
biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahwa
kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan
bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan
kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan
meninggalkan persembahan mereka yang batil kemudian bertaubat dan memohon ampun
kepada Allah agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar
mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mau
percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka
bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah
yang mereka hadapi.
Tentangan
mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat
jawaban dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya
gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan
sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi
ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami
kekeringan. Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi
Hud dengan nada mengejek: “Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat
bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan
Allah yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan
kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus
kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahwa bukan
hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan
kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan
bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua
perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang
ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik
mencari perlindungan. Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga
kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana
angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat
menyampuh bersih kaum Aad yang bongkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan
yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang
akan datang.
Adapun
Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah
dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan
kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan
bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang
meminta tolong dan mohon perlindungan. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan
tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud
meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan
sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang
makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km
dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari
sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun.
Pengajaran
Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud
telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh
juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia
tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi
menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahwa beliau dapat
menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.
Nabi Hud
tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi
gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan
hanya mengatakan:”Aku tidak gila dan bahwa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak
dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah
rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang
jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu
terhindar dan selamat dari azab dan siksaan Allah di dunia maupun di akhirat.”
Dalam
berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka
dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang
sehat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka
tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah
dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.
Kisah
Nabi Hud Dalam Al-Quran
Kisah
Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah Surah
Hud, ayat 50 hingga 60, Surah Al-Mukminun ayat 31 sehingga ayat 41 , Surah
Al-Ahqaaf ayat 21 sehingga ayat 26 dan Surah Al-Haaqqah ayat 6 ,7 dan 8. dll
Surat 007. Al A'raaf ayat 65 – 72
65. dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara
mereka, Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya?"
66. pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata:
"Sesungguhnya Kami benar benar memandang kamu dalam Keadaan kurang akal
dan Sesungguhnya Kami menganggap kamu Termasuk orang orang yang berdusta."
67. Hud herkata "Hai kaumku, tidak ada padaku
kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta
alam.
68. aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku
hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu".
69. Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang
kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu
untuk memberi peringatan kepadamu? dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu
Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah
lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu
(daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.
70. mereka berkata: "Apakah kamu datang kepada Kami, agar
Kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh
bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada Kami jika
kamu Termasuk orang-orang yang benar."
71. ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa
azab dan kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah
dengan aku tentang Nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu
menamakannya, Padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka
tunggulah (azab itu), Sesungguhnya aku juga Termasuk orang yamg menunggu
bersama kamu".
72. Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang
bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, dan Tiadalah mereka orang-orang yang beriman.
Surat 011. Huud ayat 50 – 60
50. dan kepada kaum 'Ad (kami utus) saudara mereka, Huud.
ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu
Tuhan selain Dia. kamu hanyalah mengada-adakan saja.
51. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi
seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.
Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?"
52. dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun
kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang
sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan
janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
53. kaum 'Ad berkata: "Hai Huud, kamu tidak
mendatangkan kepada Kami suatu bukti yang nyata, dan Kami sekali-kali tidak akan
meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena perkataanmu, dan Kami sekali-kali
tidak akan mempercayai kamu.
54. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan
Kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Huud menjawab:
"Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian
bahwa Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
55. dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu
semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku.
56. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan
Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun[723] melainkan Dia-lah yang
memegang ubun-ubunnya[724]. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang
lurus[725]."
57. jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya
kepadamu. dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu;
dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya
Tuhanku adalah Maha pemelihara segala sesuatu.
58. dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan
orang-orang yang beriman bersama Dia dengan rahmat dari kami; dan Kami
selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
59. dan Itulah (kisah) kaum 'Ad yang mengingkari tanda-tanda
kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul-rasul Allah dan mereka menuruti
perintah semua Penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran).
60. dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini
dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, Sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir
kepada Tuhan mereka. ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Huud
itu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[723] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap
makhluk Allah yang bernyawa.
[724] Maksudnya: mengusainya sepenuhnya.
[725] Maksudnya: Allah selalu berbuat adil.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Surat 025. Al Furqaan ayat 38
38. dan (kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk
Rass[1068] dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum- kaum tersebut.
[1068] Rass adalah telaga yang sudah kering airnya.
kemudian dijadikan nama suatu kaum, Yaitu kaum Rass. mereka menyembah patung,
lalu Allah mengutus Nabi Syuaib a.s. kepada mereka.
Surat 026.
Asy Syu'araa' ayat 123 – 140
123. kaum 'Aad telah mendustakan Para rasul.
124. ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu tidak bertakwa?
125. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu,
126. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
127. dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
128. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah Tinggi
bangunan untuk bermain-main[1087],
129. dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya
kamu kekal (di dunia)?
130. dan apabila kamu menyiksa, Maka kamu menyiksa sebagai
orang- orang kejam dan bengis.
131. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
132. dan bertakwalah kepada Allah yang telah
menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui.
133. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang
ternak, dan anak-anak,
134. dan kebun-kebun dan mata air,
135. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari
yang besar".
136. mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi Kami,
Apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat,
137. (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan
orang dahulu.
138. dan Kami sekali-kali tidak akan di "azab".
139. Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan
mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
140. dan Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang Maha Perkasa
lagi Maha Penyayang.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1087] Maksudnya: untuk bermewah-mewah dan memperlihatkan
kekayaan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Surat 029. Al 'Ankabuut ayat 38
38. dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud, dan sungguh telah
nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka.
dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu
ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang
berpandangan tajam,
Surat 046. Al Ahqaaf ayat 21 – 27
21. dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad Yaitu ketika Dia
memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan Sesungguhnya telah terdahulu
beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, Sesungguhnya aku
khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar".
22. mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada Kami
untuk memalingkan Kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah
kepada Kami azab yang telah kamu ancamkan kepada Kami jika kamu Termasuk
orang-orang yang benar".
23. ia berkata: "Sesungguhnya pengetahuan (tentang
itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku
diutus dengan membawanya tetapi aku Lihat kamu adalah kaum yang bodoh".
24. Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang
menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan Itulah azab yang kamu minta
supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih,
25. yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya,
Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat
tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada kaum yang berdosa.
26. dan Sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka
dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan
Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati;
pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi
mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah
diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.
27. dan Sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri
di sekitarmu[1389] dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami
berulang-ulang supaya mereka kembali (bertaubat).
[1389] Yang dimaksud dengan negeri-negeri di sekitarmu
ialah negeri-negeri yang berada di sekitar kota Mekah, seperti negeri-negeri Al
Hijr, Sadum, Ma'rib dan lain-lain.
Surat 051. Adz Dzariyaat ayat 41 – 42
41. dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada
mereka angin yang membinasakan,
42. angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya,
melainkan dijadikannya seperti serbuk.
Surat 054. Al Qamar ayat 18 – 22
18. kaum 'Aad pun mendustakan(pula). Maka Alangkah
dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
19. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka
angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus,
20. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok
korma yang tumbang.
21. Maka Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan
ancaman-ancaman-Ku.
22. dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk
pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?
Surat 023. Al Mu'minuun ayat 31 – 41
31. Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang
lain[998].
32. lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari
kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu
sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu
tidak bertakwa (kepada-Nya).
33. dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara
kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah
Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain
hanyalah manusia seperti kamu, Dia Makan dari apa yang kamu makan, dan meminum
dari apa yang kamu minum.
34. dan Sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia
yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi)
orang-orang yang merugi.
35. Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila
kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu Sesungguhnya
akan dikeluarkan (dari kuburmu)[999]?
36. jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan
kepada kamu itu,
37. kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di
dunia ini, kita mati dan kita hidup[1000] dan sekali-kali tidak akan
dibangkitkan lagi,
38. ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah, dan Kami sekali-kali tidak akan beriman
kepadaNya".
39. Rasul itu berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku
karena mereka mendustakanku."
40. Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti
mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal."
41. Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur
dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir[1001] Maka
kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
[998] Maksudnya: kaum 'Aad sebagai yang Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas, dan Itulah yang dipegangi oleh jumhur mufassirin, dan Rasul yang
diutus dalam kalangan mereka yang disebut dalam ayat 32 berikut ialah Nabi Hud
a.s.
[999] Maksudnya: dikeluarkan dalam Keadaan hidup sebagai
waktu di dunia.
[1000] Maksudnya: di samping sebagian dari manusia
meninggal dunia, Maka ada manusia yang lain dilahirkan.
[1001] Maksudnya: demikian buruknya akibat mereka, sampai
mereka tiada berdaya sedikitpun, tak obahnya sebagai sampah yang dihanyutkan
banjir, Padahal tadinya mereka bertubuh besar-besar dan kuat-kuat.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------