Nabi Ayub a.s.
menggambarkan manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau
berada di puncak kesabaran. Sering orang mengagumi kesabaran kepada Nabi Ayub.
Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol
kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada
setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya
yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami
dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya
dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)
Nabi Ayub AS adalah
salah seorang nabi dari nabi-nabi Bani Israil dan salah seorang manusia pilihan
dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam
kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan
sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya,
keluarganya dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya. Allah SWT telah mengujinya
dengan ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun, tetapi ia tetap
sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus-menerus bertaubat kepada-Nya.
Setelah Nabi Ayub AS
menderita penyakit kronis dalam jangka waktu yang cukup lama, dimana sahabat
dan familinya telah melupakannya, maka ia menyeru Rabbnya, “(Ya Rabbku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang
di antara semua penyayang.” (Al-Anbiya’: 83). Dikatakan kepadanya,
“Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Shad: 42).
Nabi Ayub AS menghantamkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin
karena hantaman kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, “Minumlah darinya serta
mandilah.” Nabi Ayub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit
yang menimpa bathinnya dan lahirnya.
Kemudian Allah
mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat serta kebaikan
yang dikaruniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu
maka ia merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi
orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga
bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.*
Ketika Nabi Ayub AS
sakit, maka ia menemukan kepingan uang milik istrinya yang diperoleh dari hasil
pekerjaannya melakukan sesuatu, sehingga ia bersumpah akan mencambuknya seratus
kali cambukan. Kemudian Allah meringankannya dari Nabi Ayub AS dan istrinya,
seraya dikatakan kepadanya: “Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput).”
Yakni seikat jerami, ilalang, tangkai atau yang lainnya sebanyak seratus biji,
kemudian pukullah ia dengannya “… dan janganlah kamu melanggar sumpah.” (Shad:
44). Yakni melanggar sumpahmu.
Dalam ayat di atas
terdapat dalil bahwa kifarat sumpah tidak disyari’atkan kepada seseorang
sebelum syari’at kita, serta kedudukan sumpah di hadapan mereka adalah sama
dengan nazdar, yang mesti dipenuhi.
Juga dalam ayat tersebut
terdapat dalil, bahwa bagi orang yang tidak mungkin dilaksanakan hukuman had
atasnya karena kondisinya yang lemah atau alasan lainnya, hendaklah
diberlakukan kepadanya hukuman yang disebut dengan hukuman tersebut, karena
tujuan dari pemberlakuan hukuman itu ialah pemberian rasa jera, bukan
perusakkan atau penghancuran.
* Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Sesungguhnya Nabi Allah Ayub AS diuji dengan musibah tersebut selama delapan
belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya
dan mengusirnya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya, dimana
keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari
salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu,
‘Demi Allah, perlu diketahui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum
pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah
itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapan belas tahun Allah tidak
merahmatinya, sehingga menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya.’ Ketika
keduanya mengunjungi Ayub AS maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak
dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya.
Ayub AS menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali
Allah Ta’ala telah memberitahukan; bahwa aku diperintah untuk mendatangi dua
orang laki-laki yang berselisih supaya keduanya mengingat Allah. Sedang aku
akan kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena merasa benci
mengingat Allah, kecuali dalam kebanaran.’”
Nabi SAW bersabda,
“Ketika Ayub AS pergi menunaikan hajatnya maka istrinya memegang tangannya
hingga selesai. Suatu hari istrinya datang terlambat dan Ayub AS menerima
wahyu, ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’
(Shad: 42) Ketika istrinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan
pandangannya dalam keadaan tertegun, dan Ayub AS menyambutnya dalam rupa dimana
Allah telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan
seperti semula. Ketika istrinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah
memberkatimu, apakah engkau melihat nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah,
bahwa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehat.’ Ayub AS menjawab,
‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah
gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua buah
awan, dimana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah
padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata uang
hingga penuh.” (HR. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan
Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no. 17).
NABI AYYUB AS
Berkata salah seorang
malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul berbincang-bincang tentang
tingkah-laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi : "Aku tidak
melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari
hamba Allah Ayyub". Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang
tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberikan oleh Allah
kepadanya, ia mengenepikan sebahagian untuk menolong orang-orang yang
memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud
kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan kurnia yang diberikan
kepadanya."
Para kawanan malaikat
yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri Ayyub mengakui
kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa
sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub.
Percakapan para malaikat
yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang sedang berada tidak jauh
dari tempat mereka berkumpul. Iblis merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata
pujian bagi seseorang dari keturunan Adam yang ia telah bersumpah akan
disesatkan ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia tidak rela melihat
seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang baik, ahli
ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah dan petunjuk
Allah.
Pergilah Iblis
mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana kebenaran
kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang benar
Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimpangan
dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak ternilai
besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Ia
mendapati Ayyub tidak tersilau matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak
tergoyahkan imannya oleh kenikmatan duniawinya. Siang dan malam ia sentiasa
menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan solat, sujud dan tasyakur kepada
Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tidak berhenti menyebut nama Allah
berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang penuh
kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya
makan, yang telanjang diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin dan
yang salah ditegur.
Iblis gagal dalam
usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak terhadap segala bisikannya dan
fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh dengan iman dan takwa tidak ada tempat
lagi bagi bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis. Cinta dan taatnya
kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap serangan Iblis dengan peluru
kebohongan dan pemutar-balikan kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan
sasaran pada diri Ayyub.
Akan tetapi Iblis
bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan kegagalannya memujuk Ayyub secara
langsung. Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata : "
Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-muji-Mu, bertasbih
dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak berbuat demikian seikhlas dan setulus
hatinya kerana cinta dan taat pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan berlaku
sebagai hamba yang soleh tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut akan
kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau kurniakan kepadanya. Ia
takut, jika ia tidak berbuat demikian , bahawa engkau akan mencabut daripadanya
segala nikmat yang telah ia perolehnya berupa puluhan ribu haiwan ternakan,
beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya dan pembantu serta
keluarga dan putera-puteri yang soleh dan bakti. Tidakkah semuanya itu patut
disyukuri untuk tidak terlepas dari pemilikannya dan habis terkena musibah? Di
samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah menjadi
berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud itulah Ayyub mendekatkan diri kepada-Mu
dengan ibadah dan amal-amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan
kehilangan semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan akan
melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu."
Allah berfirman kepada
Iblis : " Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang sangat taat
kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekati
dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh dan taat
yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam lubuk hatinya
serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan tergoyah oleh perubahan keadaan
duniawinya. Cintanya kepada-Ku yang telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya
tidak akan menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda dalam
dirinya dan harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang ia
miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau
menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua tuduhan dan
prasangkamu. Engkau memang tidak rela melihathamba-hamba-Ku anak cucu Adan
berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat. Dan untuk menguji
keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku dan kepada takdir-Ku, Aku
izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada-Ku.
Kerahkanlah pembantu-pembantumu menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan
keluarganya. Cuba binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah
keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kebolehanmu
menyesatkan dan merusakkan iman hamba-Ku Ayyub itu."
Dikumpulkanlah oleh
Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahawa ia telah mendapatkan
izin dari Tuhan untuk mengganyang ayyub, merusak aqidah dan imannya dan
memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh hati dan keyakinan.
Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya sehingga ia menjadi seorang
yang papa dan miskin, mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia menjadi
sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada pembantu-pembantunya itu
agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub sebaik-baiknya dengan segala daya dan
siasat apa saja yang mereka dapat lakukan.
Dengan berbagai cara
gangguan, akhirnya berhasillah kawanan syaitan itu menghancurkan-luluhkan
kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan haiwan-haiwan ternakannya yang
bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis sama sekali, kemudian disusul
ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi kering dan
gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam waktu yang
sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang papa
miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta jiwanya
yang besar.
Setelah berhasil
menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya
menyerupai sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan
berkata: "Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali
sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu dan hilang
semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih ssedang musuh-musuhmu
bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah
yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-tanya,
gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang
menjadikannya dalam sekelip mata kehilangan semua harta miliknya. Sementara
orang dari mereka berkata bahawa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah
dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahawa andaikan Allah, Tuhan
Ayyub, benar-benar berkuasa, nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub dari
malapetaka, mengingat bahawa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah
dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya . Seorang lain menggunjing
dengan mengatakan bahawa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan,
kerana ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin
dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat
menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih
hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah alami."
Iblis yang menyerupai
sebagai orang tua itu - mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan
wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda
kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata
racunnya itu. Ayyub berkata kepadanya : "Ketahuilah bahawa apa yang aku
telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan
ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang
diminta-Nya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya
sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya
jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan ouji bagi Allah yang telah memberikan
kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia
kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia suka. Dia adalah yang
Maha Kuasa mengangkat darjat seseorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya.
kami sebagai hamba-hamba makhluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya
dan menerima segala qadha' dan takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat
mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha' dan takdir-Nya
itu."
Selesai mengucapkan
kata-kata jawabnya kepada Iblis yang sedang duduk tercenggang di depannya,
menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan
keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan ujian-Nya.
Iblis segera
meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa kecewa bahawa racun hasutannya tidak
termakan oleh hati hamba Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis tidak
akan pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di hadapan
Allah dan malaikat-Nya bahawa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di mana
saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya
kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup rukun, damai dan
saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai. Iblis datang lagi menghadap
kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan usahanya mencuba Ayyub. Berkata ia
kepada Tuhan: "Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh hasutanku dan
sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya kepada-Mu meski pun ia sudah
kehilangan semua kekayaannya dan kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih
mempunyai putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan
semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di hari
tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika musibah yang mengenai
harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat sayang dan
mencintai, maka izinkanlah aku mencuba kesabarannya dan keteguhannya kali ini
melalui godaan yang akan aku lakukan terhadap keluarganya dan putera-puteranya
yang ia sangat sayang dan cintai itu."
Allah meluluskan
permintaan Iblis itu dan berfirman: "Aku mengizinkan engkau mencuba sekali
lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakkal dan kesabaran tiu dengan
caramu yang lain, namun ketahuilah bahawa engkau tidak akan berhasil mencapai
tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan kepercayaannya kepada-Ku."
Iblis lalu pergi bersama
pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putera-putera Ayyub di suatu gedung
yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan kemegahan, lalu digoyangkanlah
gedung itu hingga roboh berantakan menjatuhi dan menimbuni seluruh penghuninya.
Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai
sebagai seorang dari kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan
menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa puteranya. Ia berkata
kepada Ayyub dalam takziahnya: "Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat
putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh akibat
gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu selama ini dan
tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud rukukmu siang
dan malam."
Mendengar kata-kata
Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap: "Allahlah yang
memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya, Tuhan
yang Maha Pemberi dan Maha Pencabut."
Iblis keluar
meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkel dan marah
kepada dirinya sendiri karena telah gagal untuk kedua kalinya membujuk dan
menghasut Ayyub. Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata: "Wahai Tuhan, Ayyub
sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini ia
ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati terbunuh di bawah runtuhan gedung
yang telah kami hancurkan , namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya yang
kuat dan sihat. Ia hanya menangis tersedu-sedu namun batinnya, jiwanya, iman
dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah sama sekali. Izinkan aku mencobanya
kali ini mengganggu kesihatan bandanya dan kekuatan fizikalnya, kerana jika ia
sudah jatuh sakit dan kekuatannya menjadi lumpuh, niscaya ia akan mulai malas
melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan kewajibannya kepada-Mu dan
menjadi lunturlah iman dan akidahnya."
Allah tetap menentang
Iblis bahwa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda Ayyub walau
bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan bagaimana pun
beratnya cobaan yang dialaminya. Karena Allah telah menetapkan dia menjadi
teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi hamba-hamba-Nya.
Allah berfirman kepada Iblis: "Bolehlah engkau mencoba lagi usahamu
mengganggu kesehatan badan dan kekuatan fizikal Ayyub. Aku akan lihat sejauh
mana kepandaianmu mengganggu dan hamba pilihan-Ku ini."
Iblis lalu memerintahkan
kepada anak buahnya agar menaburkan benih-benih baksil penyakit ke dalam tubuh
Ayyub. Baksil-baksil ysng ditaburkan itu segera mengganyang kesehatan Ayyub
yang menjadikan ia menderita berbagai-bagai penyakit, deman panas, batuk dan
lain-lain lagi sehingga menyebabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya
makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi
berbintik-bintik . Ianya akhir dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh
kawan-kawan dekatnya, karena penyakit Ayyub dapat menular dengan cepatnya
kepada orang-orang yang menyentuhnya atau mendekatinya. Ia menjadi terasing
daripada pergaulan orang di tempatnya dan hanya isterinyalah yang tetap
mendampinginya, merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang, melayani
segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati dari
penyakit suaminya yang tidak kunjung sembuh itu.
Iblis memperhatikan
Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah itu tidak meninggalkan adat
kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya, ia tidak mengeluh, tidak berputus asa, ia
hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan
sakit. Iblis merasa kesal hati dan jengkel melihat ketabahan hati Ayyub
menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis
kehabisan akal, tidak tahu apa usaha lagi yang harus diterapkan bagi mencapai
tujuannya merusakkan aqidah dan iman Ayyub. Ia lalu meminta bantuan fikiran
dari para kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk
menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak mencapai sasarannya.
Bertanya mereka
kepadanya: "Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta
kelicinanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya
tidak pernah sia-sia?" Seorang pembantu lain berkata: "Engkau telah
berhasil mengeluarkan Adam dari syurga, bagaimanakah engkau lakukan itu
semuanya sampai berhasilnya tujuanmu itu?"
"Dengan membujuk
isterinya", jawab Iblis. "Jika demikian" berkata syaitan itu
kembali, "Laksanakanlah siasat itu dan terapkanlah terhadap Ayyub,
hembuskanlah racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal
merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia."
"Benarlah dan tepat
fikiranmu itu," kata Iblis, "Hanya tinggal itulah satu-satu jalan
yang belum aku coba. Pasti kali ini dengan cara menghasut isterinya aku akan
berhasil melaksanakan akan maksudku selama ini."
Dengan rencana barunya
pergilah Iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki
yang rapat dengan suaminya. Ia berkata kepada isteri Ayyub: "Apa khabar
dan bagaimana keadaan suamimu di ketika ini?"
Seraya mengarahkan jari
telunjuknya ke arah suaminya, berkata isteri Ayyub kepada Iblis itu, tamunya:
"Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun mulutnya tidak
henti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam keadaan
parah, mati tidak hidup pun tidak."
Kata-kata isteri Ayyub
itu menimbulkan harapan bagi Iblis bahwa ia kali ini akan berhasil maka
diingatkanlah isteri Ayyub akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya
dalam keadaan sihat, bahagia dan makmur dan di bawakannya kenang-kenangan dan
kemesraan. Kemudian keluarlah Iblis dari rumah Ayyub meninggalkan isteri Ayyub
duduk termenung seorang diri, mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan
suaminya dan kesejahteraan hidupnya, membanding-bandingkannya dengan masa di
mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya
kekayaan dan harta-benda, disusul dengan kematian puteranya, dan kemudian yang
terakhirnya diikuti oleh penyakit suaminya yang parah yang sangat menjemukan
itu. Isteri Ayyub merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya
yang terbaring sakit, tiada sahabat tiada kerabat, tiada handai taulan, semua
menjauhi mereka karena kuatir kejangkitan penyakit kulit Ayyub yang menular dan
menjijikkan itu.
Seraya menarik nafas
panjang datanglah isteri Ayyub mendekati suaminya yang sedang menderita
kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya berkata: "Wahai sayangku, sampai
bilakah engkau tersiksa oleh Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu,
putera-puteramu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah
syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan sihat, sarana kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup tersedia dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali
masa yang manis itu? Mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan
dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini."
Berkata Ayyub menjawab
keluhan isterinya: "Wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi
kebahagiaan dan kesejahteraan masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang
telah mati diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah agar
kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang kami alami masa kini.
Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kami tidak menikmati masa hidup yang
mewah, makmur dan sejahtera itu?" "delapan puluh tahun", jawab
isteri Ayyub. "Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan
ini?" tanya lagi Ayyub. "Tujuh tahun", jawab si isteri.
"Aku malu",
Ayyub melanjutkan jawabannya," memohon dari Allah membebaskan kami dari
kesengsaraan dan penderitaan yang telah kami alami belum sepanjang masa
kejayaan yang telah Allah karuniakan kepada kami. Kiranya engkau telah termakan
hasutan dan bujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkesal hati menerima
taqdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dari
penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus
kali. Dan sejak detik ini aku haramkan diriku makan dan minum dari tanganmu
atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri
di tempat ini sampai Allah menentukan taqdir-Nya."
Setelah ditinggalkan
oleh isterinya yang diusir, maka Nabi Ayyub tinggal seorang diri di rumah,
tiada sanak saudara, tiada anak dan tiada isteri. Ia bermunajat kepada Allah
dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ia berdoa: "Wahai
Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta
seksaan dan Engkaulah wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Allah menerima doa Nabi
Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil
memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan bujukan Iblis. Allah mewahyukan
firman kepadanya: "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancur
dan dengan air itu engkau akan sembuh dari semua penyakitmu dan akan pulih
kembali kesihatan dan kekuatan badanmu jika engkau gunakannya untuk minum dan
mandimu."
Dengan izin Allah
setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu, sembuhlah segera Nabi Ayyub dari
penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih
hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan
lebih sihat dan lebih kuat daripada sebelum ia menderita.
Dalam pada itu isterinya
yang telah diusir dan meninggalkan dia seorang diri di tempat tinggalnya yang
terasing, jauh dari jiran, jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati
lebih lama berada jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak mengenalnya
kembali, kerana bukanlah Ayyub yang ditinggalkan sakit itu yang berada
didepannya, tetapi Ayyub yang muda belia, segar bugar, sihat afiat seakan-akan
tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur
kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya mengembalikan kesihatan
suaminya bahkan lebih baik daripada keadaan asalnya.
Nabi Ayyub telah
bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan mencambuknya seratus kali bila ia
sudah sembuh. Ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun merasa kasihan
kepada isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan menyekutuinya di dalam
segala duka dan deritanya. Ia bingung, hatinya terumbang-ambingkan oleh dua
perasaan, ia merasa berwajiban melaksanakan sumpahnya, tetapi isterinya yang
setia dan bakti itu tidak patut, kata hatinya, menjalani hukuman yang seberat
itu. Akhirnya Allah memberi jalan keluar baginya dengan firman-Nya: "Hai
Ayyub, ambillah dengan tanganmu seikat rumput dan cambuklah isterimu dengan
rumput itu seratus kali sesuai dengan sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan
demikian tertebuslah sumpahmu."
Nabi Ayyub dipilih oleh
Allah sebagai nabi dan teladan yang baik bagi hamba-hamba_Nya dalam hal
kesabaran dan keteguhan iman sehingga kini nama Ayyub disebut orang sebagai
simbul kesabaran. Orang menyatakan , si Fulan memiliki kesabaran Ayyub dan
sebagainya. Dan Allah telah membalas kesabaran dan keteguhan iman Ayyub bukan
saja dengan memulihkan kembali kesihatan badannya dan kekuatan fizikalnya
kepada keadaan seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran duniawinya
dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat gandanya. Juga kepadanya
dikurniakan lagi putera-putera sebanyak yang telah hilang dan mati dalam
musibah yang ia telah alami. Demikianlah rahmat Tuhan dan kurnia-Nya kepada
Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian yang berat dengan penuh
sabar, tawakkal dan beriman kepada Allah.
Kisah Ayyub di atas
dapat dibaca dalam Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah
Al-Anbiaa' ayat 83 dan 84
Sejarah nabi ayub dalam
al qur’an
Surat 021.
Al Anbiyaa' ayat 83 – 84
83. dan (ingatlah kisah)
Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah
ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua
Penyayang".
84. Maka Kamipun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan
Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah.
Surat
038. Shaad ayat 41 – 44
41. dan ingatlah
akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku
diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".
42. (Allah berfirman):
"Hantamkanlah kakimu; Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum".
43. dan Kami anugerahi
Dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada
mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai fikiran.
44. dan ambillah dengan
tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar
sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah
Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan-nya)[1303].
----------------------------------------------------------------------------------------------
[1303] Nabi Ayyub a.s.
menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan Dia memohon pertolongan
kepada Allah s.w.t. Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar
Dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu Maka keluarlah
air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air
itu, sehingga sembuhlah Dia dari penyakitnya dan Dia dapat berkumpul kembali
dengan keluarganya. Maka mereka kemudia berkembang biak sampai jumlah mereka
dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika Ayyub teringat akan
sumpahnya, bahwa Dia akan memukul isterinya bilamana sakitnya sembuh disebabkan
isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu Dia masih sakit. akan tetapi timbul
dalam hatinya rasa hiba dan sayang kepada isterinya sehingga Dia tidak dapat
memenuhi sumpahnya. oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang
tercantum dalam ayat 44 di atas, agar Dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak
menyakiti isterinya Yaitu memukulnya dengan dengan seikat rumput.
-----------------------------------------------------------------------------------------------