Mu’jizatnya
itu terletak pada Fashahah dan Balaghahnya, keindahan susunan dan gaya
bahasanya yang tidak ada tara bandingannya. Mustahil manusia dapat membuat
susunan yang serupa dengan Al qur’an yang dapat menandinginya, didalam Al
qur’an sendiri terdapat ayat ayat yang menentang setiap orang dan mengatakan
kendatipun berkumpul jin dan manusia untuk membuat yang serupa dengan Al qur’an
mereka tidak dapat membuatnya, seperti firman Allah swt dalam surat 17 (Al
Israa’) ayat 88
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ
الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ
بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
88. Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Bagi kita bangsa Indonesia yang
umumnya tidak mengetahui dan mendalami bahasa Arab, amat sulit untuk menemukan
dimana I’jaznya Al qur’an, karena mengetahui ketinggian mutu sesuatu susunan
kata kata tidak akan dapat dipahami, kalau kita tidak dapat merasakan keindahan
bahasa itu sendiri. Oleh sebab itu cukuplah kalau diketahui bagaimana pengaruh
Al qur’an terhadap sastrawan sastrawan penantang islam dan reaksi mereka
terhadap tantangan tantangan Al qur’an sendiri, karena pengakuan musuh musuh
islam adalah bukti yang nyata atas kebenaran I’jaznya kitab suci itu.
Contohnya
1. Beberapa pemimpin Quraisy telah
berkumpul untuk merundingkan cara cara menundukkan Rosulullah. Akhirnya mereka
sepakat untuk mengutus Abul Walid, seorang sastrawan Arab yang jarang ada
tandingannya, agar ia mengajukan kepada nabi Muhammad saw. Supaya meninggalkan
da’wahnya dengan janji bahwa beliau akan diberi pangkat, harta dan sebagainya.
Setelah Rosulullah mendengar ucapan ucapan Abul Walid , beliau membacakan
kepadanya surat Fushilat (41) mulai dari ayat 1 sampai selesai, Abul Walid amat
tertarik dan terpesona mendengarkan ayat itu sehingga ia termenung menung
memikirkan keindahan bahasanya, kemudian langsung kembali kepada kaumnya tanpa
mengucapkan kata sepatahpun kepada Rosulullah.
Kaumnya yang telah lama
menunggunya dengan gelisah dan tiada sabar lagi melihat perubahan yang nyata
pada mukanya dan segera bertanya :” Apa hasil yang kamu bawa dan mengapa engkau
bermuram durja? “ Abul
Walid menjawab :” Aku belum pernah mendengarkan kata kata yang seindah itu, itu
bukanlah syair, bukan sihir dan bukan pula kata kata tukang ahli tenung,
sesengguhnya Al qur’an itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhunjam
kedalam tanah, susunan kata katanya manis dan enak didengar. Itu bukanlah kata
kata manusia, ia adalah tinggi dan tak ada yang dapat mengatasinya, “ mendengar
jawaban ini mereka menuduh Abul Walid telah berhianat terhadap agama nenek
moyangnya, cendrung kepada Agama islam.
2. mengenai ahli syair dan sastra
terhadap tantangan Al qur’an, mereka bungkam dalam seribu bahasa, tidak ada
yang berani tampil dimuka, karena memang tidak sanggup dan takut akan mendapat
cemooh dan hinaan.
Memang banyak diantara
pemimpin pemimpin dan ahli sartera Arab yang mencoba dan meniru Al qur’an,
bahkan kadang kadang ada yang menda’wakan dirinya menjadi nabi seperti “
Musailamah Al Kazzab “ , Thulaihah, Habalah bin Ka,ab dan lain lain, tetapi
semuanya itu menemui kegagalan, bahkan mendapat cemooh dan hinaan dari
masyarakat, sebagai contoh kami nukilkan dibawah ini, kata kata musailamah Al
Kazzab yang dianggapnya dapat menandingi sebagian ayat ayat Al qur’an, yang artinya sebagai berikut :
Hai katak, anak dari dua katak,
bersihkanlah apa apa yang akan engkau bersihkan, bagian atas engkau di air
bagian bawah engkau di air.
Seorang sastera Arab yang termasyhur,
yaitu Al Jahiz telah memberikan penilaiannya atas gubahan Musailamah Al Kazzab
ini dalam bukunya yang bernama “ Al Hayawan “ sebagai berikut : “ saya tidak
mengerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebut katak
(kodok) dan sebagainya itu. Alangkah kotornya gubahan yang dikatakannya sebagai
ayat Al qur’an itu yang turun kepadanya sebagai wahyu.”
Syekh Muhammad Abduh dalam kitabnya “
Risalatut Tauhid “ menerangkan bagaimana ketinggian dan kemajuan bahasa di masa
turunnya Al qur’an, “ Al
qur’an diturunkan pada suatu masa yang amat gemilang ditinjau dari segi
kemajuan bahasa dan pada masa itu banyak sekali terdapat ahli ahli sastera dan
ahli ahli pidato, “ kemudian ia berkata mengenai tantangan Al qur’an terhadap
ahli ahli sastera itu, benarlah bahwa Al qur’an itu suatu mu’jizat. Telah
berlalu lama masa yang panjang, telah silih berganti datangnya angkatan demi
angkatan, tantangan Al qur’an tetap berlaku, tetapi tidak seorangpun yang dapat
menjawabnya, semua kembali dengan tangan yang hampa karena lemah dan tiada
berdaya. “ Bukankah lahirnya Kitab Al qur’an ini dibawa oleh seorang yang buta
huruf? Suatu Mu’jizat yang terbesar yang membuktikan bahwa ia bukanlah buatan
manusia. Memang ia adalah suatu Mu’jizat yang membuktikan kebenaran nabi
Muhammad saw, dan suatu Nur yang terpancar dari ilmu Illahi.
Disamping Al qur’an ditinjau dari segi
bahasanya adalah suatu mu’jizat yang besar, maka ditinjau dari isinyapun ia
mengandung mu’jizat pula.
Baiklah akan disebutkan
beberapa contoh antara lain :
1. didalam Alqur’an terdapat berita
berita dan janji janji mengenai masa yang akan dating, kejadian kejadian yang
akan terjadi dimasa depan adalah diluar kekuasaan manusia untuk mengetahuinya.
Memang ada ramalan ramalan tukang tenung mengenai masa depan, tetapi itu hanya
ramalan yang tiada dapat dijamin kebenarannya, tetapi semua berita berita dan
janji janji yang tersebut dalam Al qur’an adalah benar dan telah menjadi
kenyataan, seperti kerap kali kaum musyrikin mekah seblum hijrah menantang kaum
muslimin dan mengatakan; “ Bangsa rum yang mempunyai kitab Injil telah dikalahkan
oleh orang Persia (Waktu itu masih Agama Majusi), “ maka kami pasti akan
mengalahkan kamu, karena kamu ahli kitab juga, kemudian turunlah surat 30 (Ar
Ruum) ayat 2-3
غُلِبَتِ الرُّومُ , فِي
أَدْنَى الأرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ
2. telah dikalahkan bangsa
Rumawi[26],
3. di
negeri yang terdekat[27] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang[28]
Memang kerajaan Rum di waktu turunnya
ayat ini dalam keadaan sangat lemah dan tidak mungkin akan bangun lagi. Tetapi apa
yang diberitakan Al qur’an telah menjadi kenyataan dalam beberapa tahun
kemudian.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[26] Maksudnya: Rumawi timur
yang berpusat di Konstantinopel.
[27] Maksudnya: terdekat ke
negeri Arab Yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi
Timur.
[28] Bangsa Rumawi adalah
satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedang bangsa
Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). kedua
bangsa itu saling perang memerangi. ketika tersiar berita kekalahan bangsa
Rumawi oleh bangsa Persia, Maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira
karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. sedang kaum muslimin berduka
cita karenanya. kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan
bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa
beberapa tahun saja. hal itu benar-benar terjadi. beberapa tahun sesudah itu
menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. dengan kejadian yang
demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan
kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. didalam Al qur’an terdapat pula
fakta fakta ilmiyah yang tidak mungkin diketahui manusia ditanah Arab pada
waktu itu, tetapi fakta fakta tersebut dijelaskan dengan tepat dan sekarang
diakui kebenarannya. Seperti pada masa turunnya Al qur’an ilmu kedokteran
ditanah Arab boleh dikatakan tidak ada, yang ada hanya ilmu pengobatan secara
primitive dan takhayul. Namun demikian Al qur’an menerangkan dalam surat 23(Al
Mu’minuun) ayat 12-14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ
مِنْ طِينٍ , ثُمَّ جَعَلْنَاهُ
نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ , ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
12. dan Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13.
kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Dan masih banyak lagi ayat
yang lain yang isinya sama dengan diatas.
Pada mulanya ahli ahli ilmu falak
menetapkan bahwa matahari tetap, tidak berjalan, (beredar) dan hanya bumilal
yang beredar disekeliling matahari, tetapi Al qur’an menegaskan bahwa matahari
juga berjalan, seperti dalam Al qur’an surat 36 (Yassiin) ayat 38
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ
الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
38. dan matahari berjalan
ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha
mengetahui.
Dan masih banyak lagi ayat
ayat yang lain mengenai isinya yang pasti nyata kebenarannya , jika anda lebih
dalam lagi ingin mengetahuinya silahkan anda mempelajarinya secara keseluruhan
tentang isi Al qur’an.
Demikianlah sebagian dari isi
yang telah kami ceritakan yang memang benar adanya.