Agama Kristen adalah
sebuah kepercayaan monoteistik yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara,
wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru . Agama ini
meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian
Lama , juruselamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.
Pengikutnya beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.
Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di
Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b).
GAMBARAN UMUM AGAMA
KRISTEN
DASAR DASAR IMAN
Crucifixion, menggambarkan kematian Yesus di kayu salib,
lukisan dari D. Velázquez, pada abad ke 17.
Agama
Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup,
ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari
Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen
meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama
(atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga
pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau
Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325)
yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.
Pemeluk
agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan
memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen,
Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi
(Injil Matius 16: 18-19)
Umat
Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya
sebagai Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka
menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
Kata
Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut
Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen
ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).
Pergerakan
Sepeninggal
Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan penunjukan Petrus oleh
Yesus. Setelah Petrus meninggal kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang
dipimpin oleh uskup Roma. Pengakuan iman mereka menyebutkan kepercayaan akan
Allah Tritunggal yang Mahakudus, yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus,
Gereja yang satu, kudus, katolik, apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan
badan, kehidupan kekal.
Setelah
itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan yang besar: yang pertama
terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang berpusat di Roma (Gereja
Katolik Roma) dengan Gereja Timur (Gereja Ortodoks Timur) yang berpusat di
Konstantinopel (sekarang Turki). Yang kedua terjadi antara Gereja Katolik
dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketika Martin Luther memprotes ajaran
Gereja yang dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.
Banyak
denominasi Gereja kini menyadari bahwa perpecahan itu justru menyimpang dari
pesan Yesus yang mendoakan kesatuan di antara para pengikutnya.
“
|
"Dan
bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu,
sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku."
|
”
|
— Injil Yohanes 17:20-21
|
Doa ini
kemudian menjadi dasar dari gerakan ekumenisme yang dimulai pada awal abad
ke-20.
Ibadah
Contoh
benda-benda yang digunakan umat Kristen dan Katolik untuk beribadah—Alkitab,
sebuah Salib, and sebuah Rosario.
Liturgi
Justin
Martyr menggambarkan liturgi (tata cara urutan ibadah) Kristen di First Apology
(c. 150) kepada Penguasa Antoninus Pius pada abad ke-2, dan penggambarannya
masih relevan untuk menggambarkan struktur dasar dari liturgi ibadah Kristen.
Justin menggambarkan, orang Kristen berkumpul untuk ibadah bersama pada hari
Minggu, yaitu hari Yesus bangkit dari kubur. Pembacaan Firman Tuhan diambil
dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi terutama dari Injil. Pada akhir
dari liturgi ibadah, diadakan Perjamuan Kudus, untuk memperingati pengorbanan
Yesus.
Namun
gereja pada saat ini juga ada yang mengadakan ibadah selain hari Minggu. Gereja
Advent Hari Ketujuh berkumpul pada hari Sabtu. Gereja Pentakosta atau
Karismatik mengikuti "tuntunan Roh Kudus" dan tidak memiliki liturgi
yang tertulis, walaupun ada tata cara urutan umum kebiasaan ibadah yang
biasanya dari minggu ke minggu mirip. Gereja Evangelical menggabungkan Pop dan
Rock ke dalam ibadahnya, sementara beberapa Gereja yang lain melarang sama
sekali penggunaan alat musik dalam ibadah, seperti Gereja Ortodoks.
Ibadah
dapat divariasikan untuk acara-acara khusus, seperti baptisan, pernikahan, atau
hari raya Kristen seperti Natal dan Paskah. Ada pula ibadah untuk anak-anak,
yang biasanya disebut Sekolah Minggu atau Ibadah Anak.
Sakramen
Ekaristi
Sakramen
Sakramen
adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi.
Kata 'sakramen' berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang
secara harfiah berarti "menjadikan suci". Salah satu contoh
penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan untuk sumpah bakti yang
diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian digunakan oleh Gereja
dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi.
Kalender Liturgis
Komunitas
Katolik Roma, Anglikan, dan Kristen Protestan mengatur ibadah dalam jadwal
kalender liturgis. Hal ini termasuk hari-hari suci, misalnya Hari Perenungan
yang memperingati sebuah kejadian di dalam hidup Yesus Kristus, hari-hari
puasa, atau perayaan-perayaan biasa seperti hari memperingati orang-orang
kudus. Komunitas Kristen yang tidak mengikuti tradisi kalender liturgis
biasanya masih tetap merayakan perayaan-perayaan tertentu, seperti Natal,
Paskah, dan Kenaikan Yesus ke Surga. Beberapa Gereja sama sekali tidak memakai
kalender liturgis.
Simbol
Salib,
yang saat ini adalah simbol Kekristenan yang paling mudah dikenali di seluruh
dunia, telah digunakan sebagai simbol Kristen pada zaman sangat awal. Lambang
ikan juga nampaknya berada di urutan teratas lambang favorit setelah salib.
Lambang ikan dipakai oleh karena kemiripan 5 huruf konsonan yang membentuk kata
ikan (Ichthys), yang mana dapat dipakai sebagai singkatan untuk menggambarkan
Yesus: Iesous Christos Theou Yios Soter, artinya Yesus
Kristus, Anak Allah, Penyelamat.
Orang
Kristen awal mula suka untuk menghiasi makam-makam mereka dengan ukir-ukiran
dan gambar mengenai Yesus, orang-orang kudus, kejadian dari Alkitab, dan
perlambang-perlambang yang lain. Orang-orang Kristen awal tidak memiliki
pemikiran negatif menganai gambar, ukiran, maupun patung. Simbol-simbol yang
lain meliputi burung merpati (simbol Roh Kudus), anak domba (simbol pengorbanan
Yesus), pohon anggur beserta ranting-rantingnya (simbol bahwa orang Kristen
harus memiliki hubungan secara pribadi dengan Yesus) dan banyak yang lain.
Semua ini diambil dari ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru.
Baptisan
Baptisan
merupakan sebuah ritual dan sakramen menggunakan air, yang menandakan seseorang
berkomitmen menjadi seorang Kristen dan tergabung menjadi anggota Gereja. Ada
gereja yang memperbolehkan baptisan dengan air yang dipercikkan (misalnya
Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan Ortodoks), ada gereja yang
mengharuskan baptisan dilakukan dengan diselamkan ke dalam air seperti Yesus
(misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).
Doa
Pengajaran
Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa secara
Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tidak ada sama sekali,
seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau harus menyembelih
hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa secara
Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada "teknik-teknik
berdoa" yang menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi disebutkan
biasanya dituduh sebagai "pagan" (paganisme, penyembahan berhala).
Karena itu, dalam doa secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya
perlu percaya kepada kebaikan Tuhan ketika berdoa. Di seluruh Perjanjian Baru,
penekanan terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun ditekankan.
Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap
hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus.
Dalam
tradisi lanjutan, beberapa gerakan sebelum berdoa dianjurkan, seperti misalnya
membuat tanda salib, berlutut, atau membungkuk. Kebiasaan melipat tangan,
menyatukan kedua tangan di depan dada, atau mengangkat tangan pun terkadang
sering dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi ketika berdoa dan
mengekspresikan isi doa.
Sejarah agama Kristen
Lahirnya Agama Kristen
Adoration of the Shepherds, lukisan oleh Guido Reni,
pada abad ke 17.
Agama
Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama ini.
Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM,
pada masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita
perawan, Maria, yang dikandung oleh Roh Kudus. Ia dibesarkan di Nazaret secara
adat Yahudi. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah
dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas muridnya. Yesus yang
semakin populer dibenci oleh para pemimpin orang Yahudi, yang kemudian
berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus disalib pada usia 33 tahun dan
bangkit dari kubur pada hari yang ketiga setelah kematiannya. Setelah
kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia selama empat puluh hari, sebelum
kemudian naik ke surga.
Gereja mula-mula
Gereja
perdana
Setelah
naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke
mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga
ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen
cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya
oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak pendiri gereja mula-mula yang menjadi
korban kekejaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun
dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius
dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu,
kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat konsep
‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran
Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah
Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha
menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak
mau menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu,
paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai
alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan
kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen.
Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha
pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen
pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran
Kristen ke berbagai pelosok dunia.
Masa kegelapan
Pada masa
inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar Commodus hingga
Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan kepercayaan
terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga agama
Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar
Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan
80 tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan
menetapkan agama Kristen sebagai agama negara.
Sebagai
agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun Gereja juga
mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidat). Salah satu upaya
untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama pada
tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan
pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari
umat-umat Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme,
yang merupakan salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan
utama diadakannya Konsili Nicea yang pertama.
Ketika
Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada
abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekezaman prajurit perang salib
menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali. Perang
Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama kali
oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota suci
Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen
sebagai tujuan ziarah saat itu.
Sementara
itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai Gereja yang disebut
Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira di Rusia dan memisahkan
diri dari belahan barat yang berada di bawah pimpinan Gereja Roma. Pemisahan
ini terjadi pada tahun 1054.
Sementara
itu, pada tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci
terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada
umat dengan tujuan untuk menekan bidaah yang merupakan salah satu krisis besar
dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi
sumber kotbah.
Saat itu,
banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan di dalam
Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak langsung
mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin
terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng
dari ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di
dalam Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan
banyak umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes
serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara
mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci
kepada semua orang.
Perpecahan
Pembukaan
dari 95 dalil Luther.
Puncak
dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan penjualan surat penebusan dosa
(indulgensia) oleh gereja kepada masyarakat. Praktik ini sendiri sebenarnya
bertentangan dengan ajaran iman Gereja Katolik. Martin Luther, seorang rahib,
memutuskan untuk melakukan pembaharuan dengan melakukan pemberontakan terhadap
Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil di
Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan baru.
Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha
melakukan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan
pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam
kepatuhan penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam
Gereja berkurang dan tidak menjadi-jadi. Konsili Trente merupakan konsili yang
diadakan sebagai reaksi dari reformasi Martin Luther, di mana reformasi Martin
Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai tindakan yang memperparah kondisi
kekristenan. Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas
(termasuk kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi
berbagai macam penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.
Ketika
Martin Luther menerjemahkan Kitab Suci menjadi bahasa Jerman,
pengikut-pengikutnya mulai memiliki pandangan yang berbeda-beda akan Kitab Suci
tersebut, lalu terjadilah pertentangan penafsiran antara umat satu dengan yang
lain, salah satu kasusnya adalah pertentangan antara denominasi protestan
reformed-nya Zwingli dan denominasi anabaptis, reformed-nya Calvinis dengan
Arminian, dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat agama Kristen Protestan
sekarang banyak terbagi-bagi lagi menjadi denominasi-denominasi lagi.
SELANJUTNYA
SELANJUTNYA