Menurut riwayat, selama kurang lebih
dua setengah tahun lamanya sesudah menerima wahyu yang pertama. Barulah
Rosulullah menerima wahyu yang kedua. Dikala menunggu nunggu kedatangan wahyu
itu kembali turun, Rosulullah diliputi rasa perasaan cemas dan khawatir kalau
kalau wahyu itu Putus , malahan hamper saja beliau berputus asa, akan tetapi
ditetapkan hatinya dan beliau terus bertahanuts sebagai mana di gua Hira. Tiba
tiba terdengarlah suara langit, beliau menegadah, tampaklah Malaikat Jibril as
. sehingga menggigil ketakutan dan segera pulang kerumah, kemudian minta kepada
Siti Khatijah supaya menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu, datanglah
Jibril as menyampaikan wahyu Allah yang kedua kepada beliau yang berbunyi :
Seperti yang termaktub dalam surat Al Muddatsir (
74) ayat 1 – 7 :
يَا أَيُّهَا
الْمُدَّثِّرُ , قُمْ فَأَنْذِرْ , وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ , وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ , وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ , وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ , وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
1. Hai orang yang berkemul
(berselimut),
2.
bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. dan Tuhanmu agungkanlah!
4. dan pakaianmu
bersihkanlah,
5. dan perbuatan dosa
tinggalkanlah,
6. dan janganlah kamu memberi
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak.
7. dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Dengan turunnya wahyu ini , maka
jelaslah sudah apa yang harus beliau kerjakan dalam menyampaikan Risalahnya
yaitu mengajak umat manusia untuk menyembah Allah yang maha esa, yang tiada
beranak dan tidak pula diperanakan dan tidak ada sekutu baginya seperti dalam
surat Al Ikhlas ayat 1-4:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ , اللَّهُ
الصَّمَدُ , لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ ,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
1.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia."
Inilah permulaan komando berjuang
menyiarkan agama Allah kepada seluruh umat manusia.