Penciptaan
Adam diriwayatkan sebagai satu daripada ciptaan Allah yang paling kontroversi
atau paling disebut-sebut oleh makhluk Allah yang lain. Peristiwa tersebut
disebut dalam al-Qur’an apabila para malaikat mempersoalkan kejadian (manusia)
sebagai khalifah atau pengganti di bumi.
“Ketika
Allah berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan
berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang
yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa
bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku
mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (2: 30)
Tinggi
Nabi Adam
Hadis Abu
Hurairah r.a katanya:
Rasulullah
s.a.w pernah bersabda: Allah telah menjadikan Nabi Adam setinggi enam puluh
hasta. Setelah menciptakannya Allah berfirman: Pergi dan berikan salam kepada
kumpulan itu. Mereka adalah sekumpulan Malaikat yang sedang duduk, maka
dengarlah jawaban mereka kepadamu karena salam itu adalah salam penghormatan
untukmu dan keturunanmu. Maka Nabi Adam pergi dan mengucapkan: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ Mereka menjawab: السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ Mereka menambahkan وَرَحْمَةُ اللَّهِ Maka rupa
bentuk setiap manusia yang akan memasuki Syurga adalah seperti Nabi Adam.
Ketinggiannya enam puluh hasta. Setelah Nabi Adam, rupa bentuk (ketinggian)
manusia terus berkurang hingga sekarang
Nomor
Hadist Dalam Sahih Muslim [Dalam Bahasa Arab saja]: 5075
Diciptakan
dari tanah
Allah
telah memerintahkan Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambil sebahagian
tanah sebagai bahan untuk menjadikan Adam. Walau bagaimanapun, bumi enggan
membenarkan tanahnya diambil malah bersumpah dengan nama Allah yang dia tidak
rela untuk menyerahkannya karena kebimbangannya seperti yang dibimbangkan oleh
para malaikat.
Jibril
kembali setelah mendengar sumpah tersebut lalu Allah mengutuskan pula Malaikat
Mikail dan kemudiannya Malaikat Israfil tetapi kedua-duanya juga tidak berdaya
hendak berbuat apa-apa akibat sumpah yang dibuat oleh bumi. Maka, Allah
memerintahkan Malaikat Izrail untuk melakukan tugas tersebut dan menggesa agar
tidak mengundurkan waktu walaupun bumi bersumpah karena tugas tersebut dijalankan atas
perintah dan nama Tuhan.
Maka,
Izrail turun ke bumi dan mengatakan yang kedatangannya adalah atas perintah
Allah dan memberi peringatan kepada bumi untuk tidak membantah yang memungkinkan
bumi mendurhakai kepada Allah. Menurut Ibnu Abbas, tanah bumi dan syurga
digunakan untuk dijadikan bahan menciptakan Adam. Tanah tersebut adalah:
* Tanah
Baitulmuqaddis – kepala : sebagai tempat kemuliaan untuk diletakkan otak dan
akal.
* Tanah
Bukit Tursina (Mesir) – telinga : sebagai tempat mendengar dan menerima nasihat.
* Tanah
Iraq – dahi : sebagai tempat sujud kepada Allah.
* Tanah
Aden (Yaman) – muka : sebagai temat berhias dan kecantikan.
* Tanah
telaga Al-Kautsar – mata : sebagai tempat menarik perhatian.
* Tanah
Al-Kautsar – gigi : sebagai tempat memanis-manis.
* Tanah
Kaabah(Makkah) – tangan kanan : sebagai tempat mencari nafkah dan bekerjasama.
* Tanah
Paris (Perancis) – tangan kiri : sebagai anggota untuk melakukan istinjak.
* Tanah
Khurasan (Iran) – perut : sebagai tempat lapar.
* Tanah
Babylon (Iraq) – kelamin : sebagai organ seks dan tempat bernafsu serta godaan
syaitan.
* Tanah
Tursina (Mesir) – tulang : sebagai peneguh manusia.
* Tanah
India – kaki : sebagai anggota berdiri dan berjalan.
* Tanah
Firdaus (Syurga) – hati : sebagai tempat keyakinan, keimanan, dan kemauan.
* Tanah
Taif (Arab Saudi) – lidah : sebagai tempat untuk mengucapkan syahadah, syukur dan
doa.
Penyempurnaan
Tubuh
Adam mempunyai sembilan rongga atau liang. Tujuh liang di kepala dan dua di
bawah badan iaitu dua mata, dua telinga, dua hidung, satu mulut, satu dubur dan
satu uretra/ lubang kencing. Lima pancaindera dilengkapkan dengan anggota tertentu seperti mata
untuk penglihatan, telinga untuk pendengaran, hidung untuk pengesanan bauan,
lidah untuk perasa seperti masam, asin, manis dan pahit dan kulit untuk
sentuhan bagi panas, sejuk / dingin , tekanan, kelekatan dan sakit.
Ketika
Allah menjadikan tubuh Adam, tanah dicampurkan dengan air tawar, asin dan anyir beserta api dan angin. Kemudian Allah resapkan Nur ke dalam tubuh Adam
dengan pelbagai “sifat”. Lalu tubuh Adam digenggam dengan genggaman Jabarut dan
diletakkan di dalam Alam Malakut. Tanah itu dicampurkan lagi dengan istilah
wangian dan ramuan dari Nur-Sifat Allah dan dirasmi dengan “Bahrul Uluhiyah”.
Kemudian, tubuh tersebut dibenam dalam “Kudral ‘Izzah” yaitu sifat “Jalan dan
Jammal” lalu disempurnakan tubuh tersebut.
Waktu
kejadian manusia tidak disebut berapa lama walaupun melalui apa cara
perhitungan sekalipun seperti dalam al-Quran: “Bukankah telah berlalu kepada
manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang dia (masih belum wujud
lagi dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut…” (76:1)
Menurut
keterangan ulama, tubuh Adam diselubungi dalam tempoh 120 tahun, 40 tahun di
tanah yang kering, 40 tahun di tanah yang basah dan 40 tahun di tanah yang
hitam dan berbau. Dari situ, Allah ubah tubuh Adam dengan rupa kemuliaan dan
tertutuplah dari rupa hakikatnya. Karena proses kejadian itu yang melalui
peringkat yang “kotor”, tidak heran Malaikat dan Iblis memandang rendah akan
kejadian manusia yang dicipta dari tanah.
Dimasukan
roh
Roh
diperintah Allah untuk memasuki jasad Adam tetapi seperti makhluk lain, roh
juga enggan, malas dan segan karena jasad yang seperti batu. Dikatakan ruh
berlegar-legar mengelilingi jasad Adam sambil disaksikan malaikat. Kemudian,
Allah memerintahkan Malaikat Izrail memaksa ruh memassuki tubuh tersebut masuk
ke dalam tubuh Adam. Ia memasukkannya ke dalam tubuh dan roh secara
perlahan-lahan masuk hingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun. Setelah
meresapi ke kepala Adam, maka berfungsilah otak dan tersusunlah urat saraf
dengan sempurna. Lalu, terjadilah mata dan terus terbuka melihat tubuhnya yang
masih keras dan malaikat di sekelilingnya. Telinga mulai berfungsi dan
didengarnya kalimah tasbih para malaikat. Apabila roh tiba ke hidung, lalu ia
bersin dan mulutnya juga terbuka. Allah mengajarkan kalimah “Alhamdulillah”
yang merupakan kalimah pertama diucapkan Adam dan Allah sendiri yang
membalasnya.
Kemudian,
roh tiba ke dadanya lalu Adam berkeinginan untuk bangun padahal tubuhnya yang
bawah masih keras membatu. Ketika itu ditunjukkan sifat manusia yang
terburu-buru. Ketika roh sampai di perut, maka organ dalam dan perut tersusun
sempurna dan saat itu Adam mula merasakan lapar. Akhirnya, roh meresap ke
seluruh tubuh Adam, tangan dan kaki dan berfungsilah dengan sempurna segala
darah daging, tulang, urat saraf dan kulit. Menurut riwayat, kulit Adam amat
baik ketika itu berbanding kulit manusia di kini dan warnanya masih dapat
dilihat di kuku sebagai peringatan kepada keturunan manusia.
Dengan
itu, sempurnalah sudah kejadian manusia pertama dan Adam digelar sebagai “Abul
Basyar” yaitu Bapa Manusia. Walau bagaimanapun, hanya Nabi Muhammad s.a.w.
mendapat gelaran “Abul Ruh” atau “Abul Arwah” yaitu Bapa segala Roh.
Nabi Adam A.S. merupakan nabi dan juga manusia pertama yang
bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan darjatnya menjadi nabi
yang pertama. Baginda diutuskan kepada anak cucunya agar menyembah Allah, Tuhan
Yang Maha Esa. Maka di antara mereka ada yang taat dan ada pula yang enggan.
Nabi Adam
A.S. pada mulanya ditempatkan di syurga tetapi telah diturunkan ke bumi bersama
isterinya, Hawa karena mengingkari perintah Allah.
Ringkasan
riwayat hidup
Setelah
Allah s.w.t. menciptakan bumi, langit, malaikat-malaikatnya; Allah mau/akan menciptakan pula sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi serta
memeliharanya.
Para
malaikat ketika dikhabarkan oleh Allah akan kehendak-Nya menciptakan makhluk
itu, mereka risau sekiranya kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu
akan menyebabkan keacuhan atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan
tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata
mereka kepada Allah s.w.t.:
“Wahai
Tuhan kami! Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami
selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa
henti-henti, sedangkan makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi
itu, niscaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh
karena berebut untuk menguasai kekayaan alam yang terlihat di atasnya dan
terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di
atas bumi yang Tuhan ciptakan itu.”
Allah
berfirman, menghilangkan kehawatiran para malaikat itu:
“Aku
mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui
hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku. Bila Aku telah menciptakannya dan
meniupkan roh kepadanya, maka bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu
sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah s.w.t.
melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya.” [Al-Baqarah 2:30]
Kemudian,
diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat yang kering dan
lumpur hitam yang berbentuk. Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh
ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang
sempurna:
PENCIPTAAN
ADAM
Kesombongan
Iblis
Ketika
semua makhluk syurga sujud kepada keagungan Allah itu, Iblis membangkang dan
enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama
dan lebih agung dari Adam. Demikian halnya adalah disebabkan Iblis diciptakan
dari unsur api sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan dengan
asal-usulnya menjadikannya sombong dan tidak layak untuk bersujud menghormati
Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun telah diperintah oleh Allah.
Disebabkan
oleh kesombongan, kecongkakan dan keengganan melakukan sujud yang
diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari syurga dan
mengeluarkannya daripada barisan malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan
melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping itu, dia telah dijamin
sebagai penghuni neraka.
Iblis
dengan sombongnya menerima hukuman Tuhan itu dan dia hanya bermohon agar
kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal sehingga hari kemusnahan alam.
Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa berterima kasih dan bersyukur
atas pemberian jaminan itu, dia sebaliknya mengancam akan menyesatkan Adam,
sebagai puncak/akibat terusirnya dia dari syurga, dan akan datang kepada anak-anak
keturunannya dari segala sudut/penjuru untuk membujuk mereka meninggalkan jalan yang
lurus dan mengikutinya menempuh jalan yang sesat.
Kemudian,
Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu sambil melaknatnya. Allah
berkata bahwa Iblis tidak akan berdaya menyesatkan hamba-Nya yang beriman
dengan sepenuh hati.
Pengetahuan
Adam mengenai nama-nama benda
Allah
hendak menghilangkan pandangan serong para malaikat terhadap Adam dan
menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai
penguasa bumi, maka diajarkan kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam
semesta, kemudian ditunjukkan benda-benda itu di hadapan para malaikat lalu
menantang malaikat menyebut nama itu untuk mengalahkan Adam. Para malaikat tidak
berdaya menyahut cabaran/tantangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di
depan mereka dan mengaku ketidak tahuan mereka dengan mengatakan yang mereka
tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajarkan
mereka.
Adam lalu
diperintahkan oleh Allah untuk memberitahu nama-nama itu kepada para malaikat
dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa Dia
saja yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui apa yang zahir
dan tersembunyi.
Adam
menghuni Syurga
Adam
diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk
mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan
melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunannya. Menurut cerita
para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang
disebelah kiri pada waktu baginda masih tidur sehingga ketika baginda terjaga/terbangun,
baginda melihat Hawa sudah berada di sisinya. Lalu baginda disoal/ditanya oleh
malaikat:”Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?”
Berkatalah
Adam:”Seorang perempuan.”Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah
kepadanya.”Siapa namanya?”tanya malaikat lagi.”Hawa”,jawab Adam.”Untuk apa
Tuhan menciptakan makhluk ini?”,tanya malaikat lagi. Adam menjawab:”Untuk
mendampingiku, memberi kebahagian kepadaku dan mengisi keperluan hidupku sesuai
dengan kehendak Allah.”
Allah
berpesan kepada Adam:”Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga, rasakanlah
kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-buahan
yang lezat yang terdapat didalamnya sepuas hatimu dan nafsumu. Kamu tidak akan
mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di
dalamnya. Akan tetapi janganlah engkau makan buah dari pohon ini yang akan
menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahwa
Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan
menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu
sedang nikmati ini.”
Iblis
mula bertindak
Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat
keengganannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan hasud dengki terhadap
Adam yang menjadi penyebab sehingga dia dikutuk dan dilaknat selama-lamanya
serta tersingkir dari singgasana kebesarannya. Iblis mula menunjukkan
rancangan untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga
yang tenteram, damai dan bahagia.
Dia
menyatakan kepada mereka bahwa dia adalah kawan mereka dan ingin memberi
nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka. berbagai cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan
kepercayaan Adam dan Hawa bahwa dia betul-betul jujur dalam nasihat dan
memberi petunjuk kepada mereka. Dia membisikkan kepada mereka bahwa larangan
Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjukkan itu adalah karena dengan
memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.
Diulang-ulangi bujukkan itu dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang
dilarang itu dan indah nian bentuk buahnya serta lezat rasanya. Akhirnya
termakanlah bujuk rayu yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan melanggari
larangan Tuhan.
Allah
mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud:
“Tidakkah
Aku mencegah kamu daripada mendekati pohon itu dan memakan buahnya dan tidakkah
Aku telah ingatkan kamu bahwa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata.”
Adam dan
Hawa mendengar firman Allah itu sadarlah mereka bahwa mereka telah melanggar perintah Allah dan bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan serta dosa
besar. Maka mereka menyesal dan berkatalah mereka:
“Wahai
Tuhan kami! Kami telah menganiayai diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena mengikuti bujukan Iblis. Ampunilah dosa kami karena niscaya
kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan
mengasihi kami.”
Adam
dan Hawa diturunkan ke Bumi
Allah
telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan yang mereka
telah lakukan. Hal ini demikian telah melegakan dada mereka dan menghilangkan
rasa sedih akibat kelalaian mereka terhadap peringatan Tuhan mengenai Iblis
sehingga terjerumus menjadi mangsa/korban bujukan dan rayunya yang manis namun beracun
itu.
Adam dan
Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya
akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar tidak
mengulangi pelanggaran yang telah dilakukan serta menimbulkan murka seta
teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih
berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang dilaknat itu. Harapan
untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan mereka
melanggar perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa
yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan
terganggu oleh sesuatu dan bahwa ridha Allah serta rahmatnya akan tetap
melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya. Akan tetapi Allah telah
menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak
terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya
bahwa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk ditempatinya, akan dikuasai kepada
manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih
pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu. Berfirmanlah Allah kepada
mereka:”Turunlah kamu ke bumi sebahagian daripada kamu menjadi musuh bagi
sebahagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disana sampai waktu
yang telah ditentukan.”
Turunlah
Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan
hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka
harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan
menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat serta tabiat mereka yang
berbeda-beda serta warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia akan hidup
berkelompok dan menjadi suku-suku serta bangsa-bangsa yang mana selah satu akan
menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh, aniaya-menganianya dan tindas-menindas
sehingga Allah mengutuskan nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya untuk memimpin
hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus dan penuh damai , kasih sayang di antara
sesama manusia untuk menuju jalan yang diridhai-Nya dan kebahagiaan manusia di
dunia dan akhirat.
Kisah
Adam dalam Al-Quran
Al-Quran
menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al-Baqarah ayat
30 sehingga ayat 38 dan surah Al-A’raaf ayat 11 sehingga 25
Pengajaran
yang terdapat dari kisah Adam
Bahawasanya
hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan
dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oleh
otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami
oleh para malaikat tatkala diberitahu bahwa Allah akan menciptakan manusia –
keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka
seakan-akan keberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah
menciptakan makhluk lain dari pada mereka yang sudah taat, rajin beribadat,
bertasbih, bertahmid dan mengagung- agungkankan nama-Nya.
Bahawasanya
manusia walaupun telah dikurniakan kecerdasan berfikir dan kekuatan fisik dan
mental mereka tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat
lalai, lupa dan khilaf. Seperti mana yang telah terjadi pada diri Nabi Adam
walaupun baginda telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniai kedudukan
yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang
lemah itu. Baginda telah lupa dan mengingkari perintah Allah kepadanya mengenai
pohon terlarang itu dan mengenai Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh
keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah
pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahwasanya
seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidakkah
sepatutnya mereka berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan mereka
sadar akan kesilapan dan bertaubat serta tidak akan mengulanginya . Rahmat
Allah dan maghfirah-Nya dapat mencakupi segala dosa yang dilakukan oleh
hamba-Nya kecuali syirik sekalipun dosa besar asalkan diikuti dengan kesadaran
bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat
sombong dan congkak selalu membawa kepada kerugian dan kebinasaan. Lihatlah
Iblis yang turun dari singgasananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang
malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat
yang akan melekat kepada dirinya sehingga hari Kiamat karena kesombongannya dan
kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga dia menganggap dan memandang rendah
Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh
Allah SWT.
LIHAT SELANJUTNYA