Disamping
orang orang yahudi itu, ada satu golongan di kota Madinah yang selau berusha
melemahkan perjuangan umat islam, mereka itu ialah orang orang munafik.
Golongan orang munafik ini tidak begitu berpengaruh, sebab mereka tidak
memegang peranan penting dalam masyarakat. Pada mereka ini masih tersimpan
suatu rahasia yang tidak baik, yaitu kegemaran mereka menyembah berhala, mereka
ini dikepalai oleh Abdullah bin Ubay. Abdullah ini mempunyai kedudukan sebagai
kepala suatu suku, yang selalu mengimpikan akan menjadi raja dikota Madinah,
untuk kepentingan ini ia mengumpulkan orang orang disekelilingnya untuk
dijadikan pengikut pengikutnya. Segala sesuatu telah disediakan untuk setiap
waktu untuk siap sedia merebut kekuasaan, rencana itu akan mereka laksanakan
bilaman nabi tidak ada lagi.
Usaha mereka yang utama ialah menghalangi orang
orang masuk islam, mereka sama sekali tak dapat kesempatan untuk bertindak
terhadap kaum muslimin, karena penjagaan nabi terhadpa masyarakat islam yang
baru itu tak putus putusnya. Adapun sikap nabi pada golongan munafik ini adalah
amat lunak sekali , tidak seperti halnya terhadap orang orang yahudi, beliau
selalu berusaha member pengajaran pengajaran kepada mereka dengan penuh harapan
supaya mereka pada suatu saat insyaf dan beriman dengan iman yang sebenar
benarnya. Harapan nabi itu terbukti sesudah Abdullah bin Ubay mati, maka
golongan ini tidak Nampak lagi dalam masyarakat islam. Golongan munafik ini
mengadakan hubungan yang baik dengan orang orang yahudi, mereka ini pernah
menjanjikan bantuan kepada bani Quraizhah sewaktu mereka menghianati kaum
muslimin. Untunglah bantuan itu tidak jadi mereka berikan. Di waktu nabi
memimpin barisan kaum muslimin untuk menghadapi perang uhud, golongan munafik
ini keluar dari barisan secara demonstrative untuk tidak mengikuti peperangan,
seperti yang dikutip dalam surat 9(At taubah) ayat 81 – 83
فَرِحَ
الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ
يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لا
تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا
يَفْقَهُونَ , فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلا
وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ , فَإِنْ رَجَعَكَ اللَّهُ إِلَى
طَائِفَةٍ مِنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوا مَعِيَ
أَبَدًا وَلَنْ تُقَاتِلُوا مَعِيَ عَدُوًّا إِنَّكُمْ رَضِيتُمْ بِالْقُعُودِ
أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُوا مَعَ الْخَالِفِينَ
81. orang-orang yang
ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka
di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat
(pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka
Jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui.
82. Maka
hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari
apa yang selalu mereka kerjakan.
83. Maka jika Allah
mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin
kepadamu untuk keluar (pergi berperang), Maka Katakanlah: "Kamu tidak
boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh
bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang
pertama. karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut
berperang."[8]
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[8] Setelah Nabi Muhammad SAW
selesai dari peperangan Tabuk dan kembali ke Madinah dan bertemu segolongan
orang-orang munafik yang tidak ikut perang, lalu mereka minta izin kepadanya
untuk ikut berperang, Maka Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah untuk
mengabulkan permintaan mereka, karena mereka dari semula tidak mau ikut
berperang.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam peristiwa “ Qishshatul Ifki “
(cerita bohong) yang menyangkut diri pribadi A isyah, istri nabi , maka orang
munafik ini lah yang menjadi biang keladinya, banyaklah perbuatan perbuatan
mereka yang merugikan kaum muslimin. Namun demikian nabi tidak mengadakan
tindakan tindakan terhadap orang munafik ini, beliau dengan penuh kesabaran dan
harapan terus membimbing sampai mereka beriman dengan sebaik baiknya. Dalam Al
qur’an yang diturunkan diMadinah banyak surat surat yang menceritakan kadaan
orang orang munafik ini, yaitu diantaranya surat 63(Al Munafiquun) ayat 1 – 8 ;
إِذَا جَاءَكَ
الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ , اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً
فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ , ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ
كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لا يَفْقَهُونَ , وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ
أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ
مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ
قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ , وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا
رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ , سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ
أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لا
يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ , هُمُ
الَّذِينَ يَقُولُونَ لا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى
يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلَكِنَّ
الْمُنَافِقِينَ لا يَفْقَهُونَ , يَقُولُونَ
لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الأعَزُّ مِنْهَا الأذَلَّ
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ
لا يَعْلَمُونَ
1. apabila orang-orang
munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa
Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa
Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa
Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
2.
mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai[9], lalu mereka menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka
kerjakan.
3. yang demikian itu adalah
karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi)
lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.
4. dan apabila kamu melihat
mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu
mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang
tersandar[10]. mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan
kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap
mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai
dipalingkan (dari kebenaran)?
5. dan apabila dikatakan
kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu,
mereka membuang muka mereka dan kamu Lihat mereka berpaling sedang mereka
menyombongkan diri.
6. sama saja bagi mereka,
kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
7. mereka orang-orang yang
mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan
perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya
mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)." Padahal kepunyaan Allah-lah
perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.
8. mereka berkata:
"Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah[11], benar-benar orang
yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." Padahal
kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,
tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[9] Mereka bersumpah bahwa
mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan dibunuh atau
ditawan atau dirampas hartanya.
[10] Mereka diumpamakan
seperti kayu yang tersandar, Maksudnya untuk menyatakan sifat mereka yang buruk
meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi
sebenarnya otak mereka adalah kosong tak dapat memahami kebenaran.
[11] Maksudnya: kembali dari
peperangan Bani Musthalik.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan surat (4) An Nisaa’ ayat 142 – 145
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا
يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا , مُذَبْذَبِينَ
بَيْنَ ذَلِكَ لا إِلَى هَؤُلاءِ وَلا إِلَى هَؤُلاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ
فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلا , يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ
الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا
مُبِينًا , إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
142. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[12]. dan
apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya[13] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali[14].
143.
mereka dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak
masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada
golongan itu (orang-orang kafir)[15], Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat
jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
144. Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[16] dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu Mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu) ?
145. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[12] Maksudnya: Alah membiarkan
mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani Para
mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai
pembalasan tipuan mereka itu.
[13] Riya Ialah: melakukan
sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau
popularitas di masyarakat.
[14] Maksudnya: mereka
sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada di hadapan
orang.
[15] Disesatkan Allah
berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami
petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka
itu menjadi sesat.
[16] Wali jamaknya auliyaa:
berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------